Ahad 15 Aug 2021 10:22 WIB

BTPN Syariah Targetkan Pertumbuhan Dua Digit Tahun Ini

Pandemi berimbas pada Bankir Pemberdaya BTPN Syariah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi BTPN Syariah. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah/BTPS) optimistis kinerja keuangan terus membaik.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ilustrasi BTPN Syariah. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah/BTPS) optimistis kinerja keuangan terus membaik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah/BTPS) optimistis kinerja keuangan terus membaik jika diikuti oleh perbaikan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Direktur BTPN Syariah Fachmy Ahmad menyampaikan, BTPN Syariah optimistis dapat melanjutkan performa pertumbuhan positif di semester II 2021. BTPN Syariah masih terus memantau dampak gelombang kedua Covid-19.

Baca Juga

"Jika pada Agustus hingga Oktober terus membaik, insya Allah kita lebih baik lagi pemulihannya. Kami optimistis ingin capai target double digit," kata Fachmy dalam Media Briefing, belum lama ini.

Menurut Fachmy, pandemi cukup signifikan berimbas pada kondisi Bankir Pemberdaya yang terbatas dalam melakukan mobilisasi. Operasionalnya sangat membutuhkan kondisi tatap muka, mengingat nasabah yang dilayani adalah kalangan perempuan prasejahtera produktif.

Bisnis utama BTPN Syariah adalah pembiayaan pada segmen ultra mikro. Proyeksi funding dan financing diproyeksi dapat mengikuti target kinerja secara keseluruhan di pertumbuhan dua digit.

Kinerja kuartal II 2021 tercatat positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 10,05 triliun, tumbuh 15 persen secara tahunan (yoy), dibanding periode sebelumnya Rp 8,74 triliun. Pertumbuhan di saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga Non Performing Financing (NPF) di posisi 2,4 persen.

Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) juga tercatat kuat di posisi 52 persen, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 14 persen (yoy) menjadi Rp 17,41 triliun dari Rp 15,27 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 12 persen (yoy) menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 9,46 triliun.

Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 770 miliar. Laba tercatat meningkat 89 persen dari Rp 407 miliar pada semester I 2020.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement