REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada kata lain yang dapat menggambarkan perasaan para awak pesawat Skadron Udara 17 selain kata bangga. Negara memberikan mereka misi penyelamatan warga negara Indonesia (WNI) dan keluarga yang berada di tengah-tengah meningkatnya eskalasi situasi Afghanistan belakangan.
Adalah Mayor Pnb Mulyo Hadi yang mengisahkan bagaimana perjalanan mereka melakukan misi yang telah selesai dilakukan tersebut. Perintah untuk menjalankan misi itu dia dapatkan beberapa jam sebelum peringatan hari ulang tahun ke-76 Republik Indonesia (RI), yakni pada 16 Agustus malam.
Sekira pukul 21.00 WIB, Mulyo beserta prajurit Skadron 17 lain yang juga mendapatkan misi tersebut diminta untuk menyiapkan rencana pergerakan pesawat Boeing 737-400. Pesawat yang berada di skadronnya itu dipilih untuk berangkat sebagai burung penyelamat.
"Rengerak (rencana pergerakan) diselesaikan malam itu juga sekira pukul 02.00 WIB. Hari berikutnya, Selasa, 17 Agustus 2021, personel yang telah ditunjuk melaksanakan rapat bersama dengan satgas dan tim evakuasi lainnya di Hotel Westin," jelas Mulyo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/8).
Hasil rapat tersebut memutuskan, pesawat akan berangkat menuju ke Islamabad, Pakistan, pada pukul 06.00 WIB keesokan harinya, Rabu 18 Agustus 2021, sebelum melakukan evakuasi ke Bandara Karzai International, Kabul, Afghanistan. Pemilihan Islamabad sebagai Posko Aju proses evakuasi dilakukan dengan berbagai pertimbangan, namun yang paling utama terkait dengan faktor keamanan di Kabul.
Para awak pesawat dari Skadron 17 tak memakan waktu lama untuk menyiapkan kelengkapan pesawat dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Pengajuan flight clearance sesuai dengan rute penerbangan ke Kementerian Luar Negeri serta koordinasi dengan Atase Pertahanan RI yang ada di setiap negara yang akan dilalui dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat.