Ahad 22 Aug 2021 13:16 WIB

BNI Sediakan KUR untuk Petani Porang

Komoditas porang dapat menjadi alternatif usaha yang memiliki potensi cukup besar

Presiden Joko Widodo terus mendorong agar porang  menjadi komoditas pertanian yang diekspor dan andalan baru sumber pangan di Tanah Air.
Foto: BNI
Presiden Joko Widodo terus mendorong agar porang menjadi komoditas pertanian yang diekspor dan andalan baru sumber pangan di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo terus mendorong agar porang  menjadi komoditas pertanian yang diekspor dan andalan baru sumber pangan di Tanah Air. Sejalan dengan Presiden, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menjadikan porang sebagai salah satu klaster unggulan yang berorientasi global.

Klasterisasi tanaman pangan unggulan ini merupakan upaya Perseroan dalam mendukung program pemerintah di sektor pertanian. Klasterisasi ini juga selaras dengan upaya Kementerian BUMN yang telah menetapkan  delapan klaster pertanian yaitu klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.

Baca Juga

Untuk diketahui, porang atau dalam bahasa Latin disebut Amorphopallus muelleri blume merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang mengandung karbohidrat glukomanan atau zat gula dalam bentuk kompleks. Porang biasanya diolah menjadi beras, shirataki, bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup. Porang juga kerap diolah sebagai produk kosmetik. Saat ini, porang banyak dikonsumsi China, Vietnam, hingga Jepang.

Porang merupakan komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik, tidak hanya bagi perusahaan pengolah porang, tetapi juga kepada lingkungan sekitar dan tingkat kesejahteraan petani porang. Masyarakat sekitar hutan yang sebelumnya melakukan penebangan, sekarang tidak perlu merambah hutan. Dengan membudidayakan porang, petani bisa menghasilkan hingga Rp 40 juta dalam kurun waktu 8 bulan. Capaian itu menurut perkiraan setiap satu hektar porang yang ditanam pada musim tanam pertama.

Ini merupakan upaya kolaboratif Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN), dan Pemerintah Provinsi/Daerah dalam mendukung sektor pertanian menuju ketahanan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19. Dalam kunjungan kerjanya di Madiun, pada 19 Agustus 2021, Presiden melakukan groundbreaking perluasan pabrik PT Asia Prima Konjac sekaligus meninjau proses pengolahan porang dari barang mentah menjadi barang setengah jadi. Lokasinya nerada di Kecamatan Caruban, Madiun, Jawa Timur.

Presiden Jokowi menyempatkan diri berdialog dengan beberapa perwakilan petani porang. Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Direktur Utama PT Asia Prima Konjac Pin Haris dan Branch Manager BNI Madiun Suhartono.

BNI bersinergi dengan PT Asia Prima Konjac yang merupakan pabrik pengolahan porang untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas porang. Peran BNI adalah memberikan dukungan pembiayaan berupa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani porang.

BNI juga bersinergi dengan berbagai pihak dalam memberikan pendampingan dan pemberdayaan petani dengan mengintegrasikan satu ekosistem, mulai dari sisi supply yang menjamin ketersediaan kebutuhan usaha mulai dari bibit, pupuk dan alat-alat pertanian hingga menjamin ketersediaan pasar sehingga tercipta suatu transaksi keuangan berbentuk close loop system. Sehingga dengan sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas ekspor porang sekaligus meningkatkan kesejahteraan petaninya.

KUR Porang

Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan, dukungan BNI terhadap pertanian subsektor komoditas porang akan terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan nilai ekspor serta perluasan area tanam komoditas porang ini. Komoditas porang ini dapat menjadi alternatif usaha yang memiliki potensi cukup besar dan menjanjikan untuk dikembangkan.

Sis Apik menyampaikan, penyaluran KUR BNI pada sektor pertanian dilakukan secara klastering dan meliputi ekosistem dari hulu hingga hilir. Selain itu pemberdayaan BNI kepada UMKM untuk memperluas akses pasar melalui program Xpora yang mendukung produk berorientasi ekspor.

Pada kesempatan tersebut Sis Apik juga mengutarakan,  penyaluran KUR BNI telah meningkat 75 persen YoY dari sisi volume penyaluran dan 43 persen YoY dari jumlah UMKM maupun kelompok usaha kecil lainnya. Penyaluran KUR kepada klaster unggulan porang ini diharapkan membantu UMKM untuk mampu bertahan dalam menghadapi dampak wabah pandemi Covid-19.

Sampai dengan bulan Juli 2021 realisasi penyaluran KUR BNI di sektor pertanian mencapai Rp 5,1 triliun yang dirasakan oleh 116.427 penerima KUR di seluruh Indonesia. Penyaluran KUR klaster merupakan salah satu bentuk dukungan nyata BNI dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement