REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, penyebaran hoaks dan misinformasi terkait vaksin dan Covid-19 menjadi tantangan terbesar bagi sosialisasi, edukasi, dan percepatan vaksinasi. Ia menyebut, Seiring dengan informasi yang diberikan pemerintah, hoaks dan misinformasi juga semakin banyak.
"Saat ini, informasi salah atau hoaks terkait vaksin ada 1.300," kata dr. Nadia dalam jumpa pers daring, Senin.
Menurut dr. Nadia, hoaks dan misinformasi muncul secara timbul-tenggelam. Ia menyebut, penting bagi masyarakat untuk lebih jeli dan kritis dalam menerima maupun menyebarkan sebuah informasi.
"Ini adalah tantangan utama, agar masyarakat mau cek beritanya hoaks atau tidak," kata dia.
Dr. Nadia mengatakan, isu yang paling banyak diangkat di narasi hoaks terkait vaksinasi adalah mengenai efek samping. Misalnya, setelah vaksin malah menjadi lumpuh, meninggal dunia, serta tubuh tertanam chip.
Sementara itu, hoaks/misinformasi terkait Covid-19 tak kalah banyak. Utamanya soal obat-obatan Covid-19 dan setelah vaksinasi.
"Seperti air kelapa, susu kaleng, minyak kayu putih, dan lainnya," ujar dr. Nadia.
Baca juga : Menkes Sampaikan Skenario Hidup Berdampingan Bersama Pandemi