REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan belanja online melalui platform e-commerce dapat menyumbang 18 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2030 mendatang. Komponen konsumsi rumah tangga sejauh ini menjadi penyumbang terbesar terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, saat ini belanja online melalui e-commerce telah memberikan kontribusi, tetapi baru sekitar 4 persen terhadap konsumsi rumah tangga. Adapun rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga sekitar 57-60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Tentu ini adalah salah satu dari bagian program misi ekonomi kita harap kontribusi e-commerce bisa meningkat menjadi 18 persen," kata Oke dalam konferensi pers GoTo Financial, Rabu (25/8).
Oke mengatakan, pada kuartal II tahun ini pertumbuhan ekonomi kembali ke level positif sebesar 7,07 persen year on year (yoy). Namun, Oke mengatakan, kebijakan PPKM darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 2,3, dan 4 akan berpengaruh pada laju perekonomian.
Diketahui, mulai Juli lalu terjadi pembatasan dan mobilitas masyarakat kembali menurun. Kondisi tersebut dapat berpotensi untuk menurunkan kembali tren laju pertumbuhan yang pada kuartal II lalu telah tumbuh signifikan.
Oke mengatakan, laju konsumsi akan sangat mempengaruhi tingkat konsumsi pada kuartal III. Ia pun berpendapat, salah satu kunci untuk tetap menjaga laju konsumsi agar tetap naik dengan mendorong aktivitas belanja secara online.
"Kemendag sendiri sedang menyusun regulasi terkait e-commerce. Tentu digitalisasi ini menjadi penting," kata dia.