Selasa 07 Sep 2021 21:40 WIB

Satgas: Rata-Rata Kematian Covid-19 di Bawah 1.000

Saat ini posisi Indonesia terus turun pada peringkat kasus aktif tertinggi di dunia

Warga berdoa di makam keluarga yang meninggal karena COVID-19 di TPU khusus COVID-19, Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (24/8/2021). Setelah sempat mengalami lonjakan kasus kematian akibat COVID-19 yang pernah mencapai lima puluh orang per hari yang dimakamkan pada bulan juni dan juli, menurut petugas makam sejak bulan Agustu ini kasus kematian mengalami penurunan hingga tidak lebih dari lima jenazah dimakamkan.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Warga berdoa di makam keluarga yang meninggal karena COVID-19 di TPU khusus COVID-19, Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (24/8/2021). Setelah sempat mengalami lonjakan kasus kematian akibat COVID-19 yang pernah mencapai lima puluh orang per hari yang dimakamkan pada bulan juni dan juli, menurut petugas makam sejak bulan Agustu ini kasus kematian mengalami penurunan hingga tidak lebih dari lima jenazah dimakamkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan rata-rata kematian akibat Covid-19 di Indonesia sudah berada di bawah angka 1.000 pada 29 Agustus hingga 5 September 2021.

"Rata-rata kematian harian pada pekan kemarin sebesar 563 kasus. Sebagai catatan, selama lonjakan kasus hingga akhir Agustus kemarin, kasus kematian kita konsisten berada di kisaran 1.000 kematian per hari," kata Wiku melalui konferensi video di Jakarta pada Selasa (7/9).

Baca Juga

Perkembangan tersebut menunjukkan adanya perbaikan. "Meskipun tetap saja satu kematian saja, terbilang nyawa, dan tidak bisa dibiarkan. Tujuan utama kita adalah untuk menihilkan kematian menjadi tidak ada sama sekali," kata Wiku.

Perkembangan Covid-19 yang kian membaik di Indonesia terjadi saat beberapa negara tetangga mengalami perkembangan yang kurang baik. "Saat ini posisi Indonesia terus turun pada peringkat kasus aktif tertinggi di dunia. Indonesia menempati peringkat 20 sedangkan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Jepang, Filipina dan Thailand yang masih berada di urutan 11 sampai dengan 18," ungkap Wiku.

Apalagi, jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara tersebut, namun tetap dapat menunjukkan penurunan sehingga patut diapresiasi. "Indikator lainnya yang mengalami perbaikan adalah positivity rate yang sebesar 6,97 persen atau sedikit lagi mencapai maksimal standar WHO, yaitu 5 persen," kata Wiku.

Dia mengungkapkan seluruh provinsi di Indonesia mengalami penurunan positivity rate selama dua pekan berturut-turut, kecuali Sulawesi Barat yang sempat mengalami kenaikan. Penurunan paling drastis terjadi pada Lampung yang turun sebesar 40,14 persen, Jambi turun 36,74 persen dan Aceh turun 31,26 persen.

"Selain itu per 5 September terdapat 14 provinsi yang memiliki positivity rate di bawah standar WHO yaitu Maluku, DKI Jakarta, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Papua, Jawa Timur, Papua Barat, Gorontalo Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat," ungkap Wiku.

Wiku juga mencatat selama tiga pekan terakhir jumlah orang yang diperiksa per pekan terus mengalami peningkatan dari 600 ribu menjadi 800 ribu orang per pekan. "Adanya perbaikan kondisi Covid-19 di Indonesia ini tentunya patut kita syukuri, namun jangan sampai membuat kita lengah. Belajar dari pengalaman lonjakan kasus sebelumnya bahwa justru fase yang paling berat adalah fase ketika kasus mulai melandai," kata Wiku.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, per 7 September 2021, terjadi penambahan 7.201 kasus baru sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 adalah 4.140.634 kasus. Jumlah kasus aktif saat ini adalah 138.630 kasus.

Selanjutnya ada penambahan 14.159 orang yang sembuh dari Covid-19 sehingga total pasien yang sembuh adalah 3.864.848 orang. Sementara 683 orang meninggal dunia karena Covid-19 pada hari ini yang menyebabkan total kematian karena Covid-19 di Indonesia menjadi 137.156 orang.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement