REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) mengatakan bulan depan Amerika Serikat (AS), Korsel dan Jepang akan menggelar pertemuan di Tokyo. Tiga negara tersebut akan membahas Korea Utara (Korut).
Korsel, AS dan Jepang akan membahas cara untuk mengakhiri kebuntuan kesepakatan dengan Korut mengenai program nuklir dan rudal balistik yang memicu sanksi-sanksi internasional. Perwakilan Khusus Korsel bidang perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea, Noh Kyu-duk akan berkunjung ke Jepang pada Ahad (12/9) besok.
Dalam pernyataannya pada Sabtu (11/9), Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan kunjungan tersebut dilakukan selama tiga hari. Selama di Tokyo, Noh akan bertemu dengan perwakilan AS untuk Korut, Sung Kim dan direktur jenderal biro Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang Takehiro Funakoshi.
Seoul mengatakan tiga pejabat itu akan membahas isu nuklir Korut dan kerja sama antara negara. ''Tiga negara diharapkan membahas dengan mendalam cara untuk mempromosikan kerja sama untuk menjaga stabilitas situasi di Semenanjung Korea dan memulai kembali proses perdamaian di Semananjung," kata Kementerian Luar Negeri Korsel, Sabtu (11/9).
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Sung Kim akan berkunjung ke Tokyo dari 13 hingga 15 September. Ia akan membahas komitmen AS dalam menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea dan masalah warga Jepang yang diculik Korut.
Pemerintah Presiden Joe Biden mengatakan akan mengeksplorasi diplomasi untuk mencapai denuklirisasi Korut. Tapi, Washington enggan melonggarkan sanksi-sanksi terhadap Pyongyang.
Dalam kunjungannya ke Seoul pada Agustus lalu Sung Kim mengatakan ia siap bertemu dengan pejabat Korut 'dimana pun, kapan pun'. Pyongyang mengatakan mereka juga terbuka untuk berdiplomasi, tapi tidak melihat AS bersedia mengubah kebijakannya. Mereka menyinggung sanksi-sanksi dan latihan militer gabungan AS dengan Korsel.