REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk sementara menghentikan penerbangan ke Afghanistan setelah ditemukan empat kasus campak. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat (10/9) mengatakan penangguhan penerbangan atas rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
"Mereka saat ini sedang dikarantina sesuai dengan pedoman kesehatan masyarakat dan CDC telah memulai pelacakan kontak," kata Psaki dilansir Aljazirah, Sabtu (11/9).
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat mematikan terutama pada anak-anak. Penyebaran campak telah melambat secara drastis selama beberapa dekade terakhir karena vaksinasi massal global. Psaki mengatakan semua warga Afghanistan yang tiba di Amerika Serikat diharuskan telah mendapatkan imunisasi wajib.
“Kami juga menjajaki langkah-langkah untuk melakukan vaksinasi saat mereka masih di luar negeri,” kata Psaki.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut berapa lama penangguhan penerbangan akan berlangsung. Ribuan warga Afghanistan di pangkalan militer Jerman, Qatar, Spanyol, dan tempat-tempat lain sedang menunggu untuk dipindahkan ke AS.
Washington mengatakan pihaknya melanjutkan upaya untuk membantu evakuasi warga Amerika dan warga Afghanistan yang mendapatkan visa khusus AS. Penerbangan kedua Qatar Airways berangkat dari Kabul pada Jumat. Sehari sebelumnya, sebuah pesawat meninggalkan Afghanistan dengan membawa 100 penumpang termasuk warga negara asing dan 19 warga negara AS.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne menerangkan dua warga AS dan 11 penduduk tetap yang sah atau lawful permanent residents (LPRs) meninggalkan Afghanistan melalui jalur darat pada Jumat. Horne mengatakan pihaknya tidak akan membeberkan operasi evakuasi warga AS melalui jalur darat karena alasan keamanan.
“Kami melanjutkan pekerjaan intensif untuk memfasilitasi transit yang aman bagi orang-orang ini dan warga AS lainnya, LPRs, dan warga Afghanistan yang telah bekerja untuk kami,” jelas Horne.
Pada Kamis (9/9), Horne mengonfirmasi pihaknya telah berkoordinasi dengan Taliban untuk memfasilitasi keberangkatan penerbangan pertama. “Mereka telah menunjukkan fleksibilitas dan mereka telah beprofesional dalam upaya ini. Ini adalah langkah pertama yang positif," kata Horne.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken meminta Taliban untuk memenuhi komitmennya dalam mengizinkan warga negara asing, pemegang visa, dan warga Afghanistan untuk bepergian ke luar negeri.