REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, menilai elektabilitas PKS pada Pemilu 2024 relatif stabil. Dalam survei terakhir elektabilitas PKS di angka 7 persen. Angka tersebut di bawah hasil pemilu legislatif 2019 yaitu 8,2 persen, tetapi masih di atas Pemilu 2014.
"Saya katakan relatif stabil karena tujuh persen itu belum memasukan kemungkinan perolehan suara PKS dari undecided atau belum memutuskan sekitar 17 persen di surveinya Indikator," kata Qodari, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Senin (13/9).
Ia mengatakan, 17 persen undecided voters tersebut memang masih akan diperebutkan partai lain seperti PDIP, Golkar, dan Gerindra. Namun jika PKS berhasil mendapatkan suara satu hingga dua persen dari undecided voters, maka tak menutup kemungkinan PKS akan mengulangi keberhasilan seperti tahun 2019.
Sementara itu mengenai prospek PKS di tahun 2024, Qodari melihat hal itu tergantung dari dua hal. Pertama, kinerja dan strategi dari PKS dalam menggarap pemilih. Kemudian yang kedua tergantung bagaimana konstelasi dari kompetitor.
"Selama ini kalau saya lihat dari segmentasi ya PKS yang punya basis atau konstituen modernis itu lawan tradisionalnya adalah PAN," ujarnya.
Baca juga : DKI Siap Uji Coba Operasional Setu Babakan Saat PPKM Level 3
Namun demikian PKS akan menghadapi tantangan baru di 2024. Salah satunya yaitu kehadiran Partai Gelora yang diisi mantan kader PKS. "Kita tahu bahwa Gelora ini diawaki oleh tokoh-tokoh bahkan koki ya, dapur utama dari PKS selama ini yaitu Anis Matta ketua umum, Fahri Hamzah wakil ketua umum dan Mahfudz Sidik sebagai sekjen. Jadi ini tantangan yg sangat baru dan sangat menarik untuk dilihat, karena belum pernah PKS menghadapi tantangan semacam ini ya," jelasnya.