Kamis 16 Sep 2021 16:01 WIB

Wapres Prihatin Peredaran Narkoba tak Berhenti Saat Pandemi

Peredaran narkoba yang tak berhenti membuat wapres prihatin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
 Wapres Prihatin Peredaran Narkoba tak Berhenti Saat Pandemi. Foto:  Penganugrahan Abdi Bakti Tani 2021 yang diselenggarakan secara luring di Istana Wapres Jakarta, Senin (13/9/2021).
Foto: Kementan
Wapres Prihatin Peredaran Narkoba tak Berhenti Saat Pandemi. Foto: Penganugrahan Abdi Bakti Tani 2021 yang diselenggarakan secara luring di Istana Wapres Jakarta, Senin (13/9/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan keprihatinannya atas kecenderungan penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelapnya terus meningkat. Bahkan, Wapres mengatakan, pembatasan yang diterapkan selama masa Pandemi Covid-19 ternyata tidak menghentikan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di masyarakat.

"Penjagaan ketat di setiap pintu keluar masuk suatu wilayah tidak membuat para bandar dan sindikatnya berhenti untuk mengedarkan barang haram tersebut," ujar Wapres saat membuka acara webinar bertema “Ancaman Narkoba di Tengah Pandemi”, Kamis (16/9).

Baca Juga

Bahkan, menurui Wapres, muncul modus-modus baru penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di dunia. Wapres mengungkap, hasil penelitian alasan penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelapnya terus meningkat.

Salah satu faktor penyebabnya adalah stres, karena adanya perubahan situasi sosial dan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut membuat seseorang lebih mudah terpengaruh untuk menggunakan narkoba.

Selain itu, perubahan pola perilaku masyarakat yang semakin tergantung pada internet juga mengubah cara pemasaran narkoba. Para bandar semakin gencar menawarkan barang haram tersebut secara daring/online melalui situs-situs gelap atau dark web.

"Karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba tidak lagi dapat dilakukan secara eksklusif, tetapi harus berorientasi inklusif," kata Wapres.

Wapres mengatakan, kerja kolaboratif antara institusi penegak hukum, pendidikan, keagamaan dan lain-lain akan memegang peranan penting dan strategis. Selain itu, keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat juga sangat diperlukan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.

Ia mengingatkan, kejahatan narkotika merupakan kejahatan extraordinary dan dapat merusak satu generasi dari suatu negara.

"Komitmen dan tekad perlawanan terhadap narkoba harus terus ditumbuhkan dan digelorakan sehingga menjadi komitmen dan tekad kolektif bangsa untuk membersihkan Indonesia dari narkoba," katanya.

Karena itu, ia mendukung berbagai penguatan untuk memerangi narkoba dan menyelamatkan generasi bangsa Indonesia dari bahaya narkoba. Ia pun menilai webinar yang diadakan oleh SAHI dan BNN ini merupakan satu contoh nyata kolaborasi yang baik dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. 

Sebab, ketidaktahuan akan narkoba dan dampak negatifnya adalah awal bencana yang dapat berakibat sangat fatal.

"Sebab banyak penyalahguna narkoba yang tidak tahu bahwa yang mereka konsumsi sebenarnya adalah narkoba," ungkapnya.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement