REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Rr Laeny Sulistyawati, Antara
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat peningkatan angka positivity rate orang harian pada Kamis (16/9) yang menjadi sebesar 5,74 persen. Angka ini meningkat dibandingkan beberapa hari sebelumnya yang terus mencatatkan penurunan positivity rate harian.
Pada Rabu (15/9), Satgas melaporkan angka positivity rate orang harian yang sebesar 2,57 persen. Kemudian pada Selasa (14/9), angka positivity rate orang hariannya sebesar 2,22 persen dan pada Senin (13/9) sebesar 2,14 persen. Pada Ahad (12/9), Satgas juga melaporkan angka positivity rate orang harian yang sebesar 3,05 persen serta pada Sabtu (11/9) sebesar 3,49 persen.
Sementara itu, sebanyak 99.130 spesimen dan 54.766 orang diperiksa pada hari ini. Dari pemeriksaan 99.130 spesimen, Satgas melaporkan terdapat 3.145 kasus positif baru di Indonesia. Dengan demikian, total kasus kumulatif kini telah mencapai 4.181.309.
Penambahan kasus baru ini disumbangkan oleh lima provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni Jawa Barat yang melaporkan 346 kasus. Kemudian Jawa Timur dengan 335 kasus baru, Jawa Tengah melaporkan 293 kasus baru, Sumatera Utara menambahkan 215, dan DKI Jakarta menambahkan 176 kasus baru.
Sedangkan pada kasus aktif hariannya terjadi penurunan sebesar 11.725 orang. Sehingga kini total kasus aktif yang masih dalam perawatan menjadi 73.238 orang. Satgas juga melaporkan penambahan kasus kesembuhan yang mencapai 14.633 orang. Total kasus kesembuhan di Indonesia pun kini telah mencapai sebanyak 3.968.152.
Pada kasus kematiannya, Satgas melaporkan penambahan 237 orang pada hari ini. Dengan demikian, total kasus meninggal nasional akibat Covid-19 kini telah mencapai 139.919 orang. Satgas juga mencatat masih terdapat 354.479 suspek di berbagai daerah di Indonesia.
Penambahan kasus kematian harian ini juga disumbangkan oleh enam provinsi dengan kenaikan tertinggi. Yakni Jawa Tengah yang menambahkan 42 kasus meninggal, disusul Jawa Timur dengan 30 kasus, Sumatera Utara melaporkan 25 kasus meninggal, Aceh menambahkan 19 kasus, dan Sulawesi Selatan serta Bali yang masing-masing menambahkan 14 kasus meninggal.
Presiden Joko Widodo berulang kali menekankan tidak mungkin kasus Covid-19 bisa musnah sepenuhnya. Ia memilih mengajak masyarakat agar dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Karena itu, masyarakat harus mempersiapkan diri agar terhindar dari penularan Covid-19 melalui disiplin protokol kesehatan dan juga vaksinasi.
Hal ini disampaikan Jokowi saat meninjau kegiatan vaksinasi di Desa Emplasmen Kuala Namu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis (16/9). "Nantinya kita akan mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dengan Covid. Artinya, protokol kesehatan menjadi kunci, vaksinasi menjadi kunci sehingga saya mengajak masyarakat untuk terus memakai masker, kemudian yang belum divaksin segera divaksin," jelas Jokowi usai meninjau vaksinasi.
Dalam kunjungannya ini, Jokowi ingin memastikan percepatan kegiatan vaksinasi door to door untuk masyarakat serta distribusi vaksin berjalan lancar di berbagai daerah. Jokowi menyebut, pelaksanaan vaksinasi door to door ini merupakan bentuk pelayanan langsung ke masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi.
"Kita harapkan ini akan mempercepat vaksinasi selain yang telah dilakukan oleh rumah sakit, oleh pemerintah daerah, oleh TNI dan Polri, oleh puskesmas, semuanya kita ingin menyisir agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin sehingga kita segera bisa terhindar dari penyebaran Covid 19," ujar dia.
Melalui kemudahan dalam mengakses vaksin ini, Jokowi berharap masyarakat segera dapat beraktivitas secara normal kembali dan terlindungi dari penularan virus. Dalam kesempatan ini, Presiden pun mengapresiasi antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi door to door. "Kita harapkan akan mempercepat memperbanyak persentase vaksinasi yang ada di Provinsi Sumatra Utara," kata Jokowi.
Indonesia juga terus mewaspadai masuknya beragam mutasi virus corona jenis baru. Selain melakukan pengetatan di pintu masuk perjalanan internasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan pemeriksaan genom dengan sekuensing atau whole genome sequencing (WGS). Hingga Kamis (16/9), 6.253 sampel sudah diperiksa untuk mendeteksi varian baru Covid-19.
"Sebanyak 6.253 sekuensing diperiksa. Varian Mu belum masuk dan sampai ini belum ada," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Kamis. Siti Nadia menerangkan dari 6.253 hasil sekuensing, 2.252 adalah varian Delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia.
Pihaknya telah menerapkan beberapa kebijakan untuk mencegah mutasi virus ini tidak memasuki Indonesia. Di antaranya pengetatan dilakukan di semua pintu masuk baik bandara, pelabuhan laut, dan perbatasana lintas batas negara. Kemudian, pemerintah juga telah menetapkan pintu masuknya hanya lewat Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, dan yang ada di Manado, Sulawesi Utara yaitu Sam Ratulangi.
Kemudian, dia melanjutkan, warga negara asing (WNA) masuk juga wajib telah divaksin lengkap dua dosis, menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak tiga kali, dan karantina selama delapan hari. "Ini kebijakan yang ditetapkan Senin (13/9) kemarin untuk bandara," ujarnya.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga memastikan mutasi virus SARS-CoV-2 lainnya yaitu C.1.2 belum terdeteksi masuk di wilayah Indonesia. Varian C.1.2 berbeda lagi dengan varian Mu.
"Varian C.1.2 belum masuk di Indonesia dan sementara ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio. Amin mengatakan situasi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan sekuensing yang dilakukan Eijkman bersama sejumlah laboratorium lainnya di bawah Kementerian Kesehatan. Saat disinggung terkait varian C.1.2 apakah lebih bersifat ganas dari varian pendahulunya, Amin mengemukakan bahwa fakta tersebut perlu penelitian lebih dalam.
Berdasarkan laporan mingguan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kemenkes RI periode 28 Agustus hingga 3 September 2021 diinformasikan bahwa terdapat publikasi dari peneliti di Afrika Selatan terkait munculnya varian C.1.2. Menurut laporan tersebut, varian C.1.2 merupakan turunan dari varian C.1 pada Mei 2021 di Afrika Selatan.
Berdasarkan pengamatan peneliti tersebut, varian ini memiliki susunan mutasi yang merupakan gabungan dari beberapa mutasi yang terdapat pada varian Alfa, Beta, Gamma, Delta dan Lambda serta mutasi baru (C136F, Y449H and N679K). Indonesia dipastikan terus berkonsultasi dengan WHO untuk memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi masuk dan menyebar di Indonesia.