Ahad 19 Sep 2021 21:45 WIB

Konsumsi Listrik Tumbuh 4,5 Persen

Penopang pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini adalah rumah tangga dan industri.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas PLN melakukan pemasangan kabel baru di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Ahad (19/9). PLN menyatakan, konsumsi listrik naik 4,5 persen.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas PLN melakukan pemasangan kabel baru di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Ahad (19/9). PLN menyatakan, konsumsi listrik naik 4,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat realisasi konsumsi listrik pada tahun ini sudah mulai pulih. Hingga Agustus, realisasi konsumsi listrik mencapai 166,17 TwH atau tumbuh 4,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril merinci, salah satu penopang pertumbuhan konsumsi listrik pada tahun ini justru adalah sektor rumah tangga dan industri. Untuk sektor bisnis tumbuh 10,51 persen dan untuk rumah tangga tumbuh 6,47 persen.

Baca Juga

"Secara umum pertumbuhan konsumsi sudah mulai membaik. Hampir semua sektor tumbuh, meski memang dari sisi sektor industri mengalami pertumbuhan yang signifikan," kata Bob kepada Republika, Ahad (19/9).

Bob menjelaskan, sektor industri mengalami pertumbuhan khususnya di industri Besi Baja, Pengolahan Kimia dan Pengolahan Makanan. Sektor Tekstil juga cukup mengembirakan karena berkontribusi 23,4 persen dari pertumbuhan sektor industri. Sedangkan industri baja berkontribusi 21,7 persen.

"Sektor industri ini memang kami dorong untuk terus tumbuh karena disatu sisi juga memberikan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Bob.

Sedangkan di sektor bisnis memang masih terdampak cukup dalam karena kebijakan PPKM. Namun, jika dilihat mulai menunjukan titik cerah. Sebab, di Juli sektor bisnis dan retail masih terkontraksi mines 2,55 persen.

"Namun untuk bulan Agustus tumbuh walaupun masih dibawah 1 persen yaitu 0,16 persen," ujar Bob.

Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jawa Timur A Rasyid Naja menjelaskan misalnya di Jawa Timur, pertumbuhan konsumsi listrik di sektor industri sudah terasa. Ia menjelaskan konsumsi listrik di sektor industri Jawa Timur pertumbuhannya mencapai 14,09 persen.

PLN UID Jawa Timur mencatat, konsumsi listrik mencapai 25,84 (Terra Watt hour) TWh sejak Januari hingga Agustus 2021 atau tumbuh 4,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berbeda dengan Jawa Timur, di Jakarta memang masih terasa pertumbuhan konsumsi belum bergeliat kencang. PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) mencatat konsumsi listrik di wilayah Ibu Kota turun hingga 13 persen selama penerapan PPKM Level 4 pada Juli 2021.

"Antara sebelum dan sesudah PPKM Level 4, catatan kami kebutuhan listrik turun 13 persen," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Disjaya Doddy Pangaribuan.

Namun, konsumsi listrik mulai meningkat setelah penyesuaian aturan pada PPKM Level 3. Pusat perbelanjaan dan restoran yang mulai dibuka kembali membuat penurunan terhadap konsumsi listrik melambat.

"Saat PPKM level 3 ini memang sudah mulai naik. Kalau kami melihat yang tadinya turun 13 persen, sekarang masih turun juga tapi 10 persen. Jadi, sudah naik 3 persen dari PPKM Level 4 ke Level 3," kata Doddy.

PLN Disjaya menargetkan pertumbuhan konsumsi listrik pada tahun ini bisa mencapai 2,5 persen atau meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yang anjlok 5,6 persen.

Dengan kondisi ini, kata Bob PLN optimistis hingga akhir tahun bisa menutup tahun dengan pertumbuhan konsumsi yang positif.

"Hingga Desember kami harapkan pertumbuhan konsumsi listrik secara total bisa mencapai 4,5 persen hingga 4,75 persen," ujar Bob.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement