Rabu 22 Sep 2021 13:47 WIB

Pasien Covid-19 yang Dirawat di RSKIA Nol Kasus

Nol kasus di RSKIA terjadi seiring menurunnya kasus Covid-19 di Kota Bandung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas kesehatan berada di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Rabu (16/6). RSKIA Kota Bandung saat ini tercatat tidak memiliki pasien Covid-19 yang dirawat.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan berada di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Rabu (16/6). RSKIA Kota Bandung saat ini tercatat tidak memiliki pasien Covid-19 yang dirawat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung saat ini tercatat tidak memiliki pasien Covid-19 yang dirawat. Kondisi tersebut terjadi seiring dengan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung yang mengalami penurunan signifikan dalam satu bulan lebih.

"Alhamdulillah udah nol kasus yang dirawat, udah nggak ada pasien Covid-19, Alhamdulillah," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Rabu (22/9).

Ia menuturkan, kondisi tersebut terjadi seiring kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung yang relatif terkendali. Positivity rate berada di angka 1 lebih, konfirmasi aktif Covid-19 di angka 300 dan keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang berada di angka 15 persen.

"Alhamdulillah berdasarkan indikator yang digunakan positivity rate 1, sekian jauh dibawah standar WHO. Kemudian konfirmasi aktif dari puluhan ribu sekarang di 300 an penambahan kasus sampai 600 lebih per hari sekarang 10 kasus perhari. BOR 15 persen jauh dibawah 60 persen standar WHO. Mudah-mudahan berdasarkan ini kondisi pandemi Covid-19 di Bandung relatif terkendali," katanya.

Ia melanjutkan, saat ini pihaknya sedang menggenjot vaksinasi bagi usia 12 tahun hingga 17 tahun yang sudah mencapai 30 persen. Total 600 ribu dosis vaksin telah disiapkan untuk vaksinasi bagi usia 12 sampai 17 tahun.

"Insya Allah gak ada hambatan karena vaksin aja mudah-mudahan jadi dorongan untuk usia 12 sampai 17 smp ke atas itu, buat PTM terbatas syarat vaksin dan berdasarkan kajian anak anak ingin PT. jadi mudah-mudahan mempercepat mereka. Cerita diantara yang pernah gak ada KIPI," ungkapnya.

Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak bereuforia atas kondisi tersebut. Yana mengajak masyarakat yang belum divaksin untuk divaksin dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat serta disiplin.

"Dari target 1,9 juta warga yang harus diberi vaksin dosis satu sudah 1,5 juta setara 78 persen dosis kedua hampir satu juta sudah diangkat lebih dari 51 persen. Mudah-mudahan di akhir tahun Desember 2021 target 100 persen secara teori pandemi berakhir dengan adaptasi kebiasaan baru dengan prokes," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement