Kamis 23 Sep 2021 18:11 WIB

KSAL: Tak Ada Ribuan Kapal Asing di Laut Natuna

Patroli udara maritim di Laut Natuna tidak menemukan ribuan kapal asing.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono
Foto: Dispenal
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono membantah adanya ribuan kapal asing yang berlayar di Perairan Laut Natuna Utara. Yudo memastikan, tidak ada kapal asing di lokasi tersebut seperti isu yang beredar di masyarakat beberapa waktu terakhir.

"Saya tegaskan lagi bahwa tidak ada ribuan kapal asing yang kemarin diisukan itu," kata Yudo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/9).

Baca Juga

Yudo pun menyebut telah memerintahkan panglima Komando Armada I untuk melaksanakan patroli udara maritim untuk meninjau langsung kondisi di Laut Natuna Utara. Berdasarkan pantauan tersebut, kata dia, tidak ditemukan adanya ribuan kapal asing.

"Kalaupun ada, seandainya ada, saya hari ini tidak berada di sini, saya pasti akan berkantor di sana (Laut Natuna Utara) untuk mengendalikan unsur-unsur TNI AL yang melaksanakan patroli di sana," jelas dia.

"Kemarin Pangkogabwilhan I juga diperintahkan Panglima TNI untuk melaksanakan patroli di sana dan hasilnya juga tidak ada (ribuan kapal asing)," imbuhnya.

Ia pun menegaskan, TNI AL juga secara rutin melakukan patroli untuk mengawasi dan menjaga keamanan di seluruh perairan Indonesia. Salah satunya dengan menyiagakan lima unit KRI. "Unsur-unsur KRI kita, pesawat kita sudah standby (siaga) di sana terus menerus. Lima KRI berada di sana," ujarnya.

Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda (Laksda) Arsyad Abdullah. Arsyad mengatakan, pihaknya tidak menemukan keberadaan ribuan kapal asing di Laut Natuna Utara.

"Kami melaksanakan patroli, melihat pantauan dari udara situasi Laut Natuna Utara. Kami tidak menemukan adanya kapal ikan asing yang menangkap ikan di sana," ungkap Arsyad di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (17/9).

Pihaknya melakukan pengamatan situasi di sekitar Laut Natuna Utara selama dua jam. Di Laut Natuna Utara, empat KRI unsur TNI AL melaksanakan patroli di batas landas kontinen. Dalam pantauannya, Arsyad hanya melihat empat kapal yang sedang melintas perairan internasional.

"Karena ZEE adalah perairan internasional, di mana merupakan hak lintas damai dari negara-negara yang akan melintas di perairan tersebut," tutur Arsyad.

Berdasarkan pengamatan langsung, ia membantah isu yang sempat beredar di masyarakat. "Terkait akhir-akhir ini isu ada ribuan kapal di Laut Natuna Utara, menurut saya itu tidak berdasar. Karena kita menyaksikan sendiri tadi, dan tidak menemukan ribuan. Cuma ada beberapa kapal yang melaksanakan lintas damai," ujarnya.

Arsyad mempertanyakan sumber isu yang beredar, dan bagaimana membuktikan ribuan kapal asal Cina berada di Laut Natuna Utara. Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, Laut Natuna Utara memiliki perbatasan dengan negara tetangga, khususnya dengan Vietnam. Pemerintah kedua negara telah menyepakati landas kontinen.

Namun, tidak dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), karena masih dalam perundingan. Dia menyebut, ZEE merupakan perairan internasional. Setiap negara memiliki hak untuk melaksanakan lintas damai. Indonesia, kata Arsyad, hanya memiliki hak berdaulat di sana, bukan kedaulatan.

"Hak berdaulat itu, kita memiliki hak untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi," ucap Arsyad. Bagi negara lain yang ingin manfaatkan sumber daya alam di ZEE ataupun landas kontinen, sambung dia, diperbolehkan dengan syarat mengantongi izin dari pemerintah Indonesia.

"Apabila hanya melintas, itu tidak masalah, silahkan tanpa izin," kata mantan Panglima Kolinlamil tersebut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement