Selasa 28 Sep 2021 17:38 WIB

Gatot dan Isu Tahunan PKI Vs Reaksi TNI

Letjen Dudung menilai isu TNI AD telah disusupi PKI adalah tudingan yang keji.

Red: Andri Saubani
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto:

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengaku enggan berpolemik soal dugaan penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI.

"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Senin (27/9).

"Masalah ini sebenarnya sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," ujar Marsekal Hadi, menambahkan.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) ini menganggap, pernyataan Gatot Nurmantyo itu sebagai nasihat senior kepada para prajurit yang masih aktif untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang kelam tak terjadi kembali. "Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami sebagai prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi," tutur Panglima TNI.

Motif politis

Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengendus aroma politis atas tudingan yang dialamatkan Gatot Nurmantyo kepada TNI. Khairul mengamati Gatot tak lepas dari aktivitas politik pascalengser dari kursi nomor 1 di TNI.

Gatot tercatat sebagai Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang lantang menentang pemerintah. Sehingga, Khairul menduga ada motif politik di balik tudingan Gatot.

"Meski sudah pensiun dari TNI dan sampai saat ini tak berpartai, namun dia banyak terlibat dalam kegiatan yang bersifat politis. Maka, sulit untuk tidak melihat bahwa peringatan Gatot soal bahaya laten komunis itu diangkat untuk kepentingan politiknya," kata Khairul kepada Republika, Selasa (28/9).

Khairul memantau Gatot memang konsisten mengangkat isu soal komunis, terutama setiap mendekati akhir September. Pada September 2020, Gatot tercatat melempar isu pergantian jabatan dirinya sebagai Panglima TNI berkaitan dengan instruksinya memutarkan film G30S/PKI.

"Tanpa kita sadari, dia menjadi top of mind dan menjadi bagian dari perbincangan, perdebatan dan pemberitaan tiap kali negara ini bersiap memperingati Hari Kesaktian Pancasila," ujar Khairul.

Khairul menganggap wajar jika Gatot secara konsisten memilih isu komunisme untuk menjaga dan mengelola eksistensi diri. Menurutnya, isu G30S/PKI masih sangat menarik bagi sebagian masyarakat, terutama kelompok-kelompok Islam maupun kelompok-kelompok yang terasosiasi dengan militer.

"Isu semacam ini, banyak diminati oleh influencer dan buzzer baik online maupun offline," ucap Khairul.

Khairul Fahmi memuji langkah TNI dalam menjawab tudingan penyusupan komunis ke tubuh TNI yang disampaikan Gatot Nurmantyo. Ia menganggap TNI sudah merespons isu tersebut dengan bijak.

Khairul mengamati TNI sudah memberi penjelasan mengenai penyebab hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Gatot menuding hilangnya diorama itu menandakan masuknya paham komunis ke tubuh TNI.

"Saya kira TNI enggak perlu merespon isu ini. Cukup jelaskan duduk soalnya, lalu abaikan dan tak melibatkan diri dalam perbincangan dan perdebatan yang bertendensi politis ini," kata Khairul.

Khairul menganalisis kesolidan TNI cukup kuat dalam menghadapi tudingan Gatot. Namun, ia menduga rakyatlah yang kembali menjadi korban isu ini hingga terpolarisasi.

"Apakah akan menimbulkan perpecahan di tubuh TNI? Tidak. Justru saya khawatir masyarakat yang makin terpecah jika TNI ikut-ikut," ujar Khairul.

photo
Poin-Poin Deklarasi KAMI - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement