Jumat 01 Oct 2021 23:59 WIB

4 BUMN Pelabuhan Resmi Menjadi 1 Pelindo

PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Terminal peti kemas Pelindo (ilustrasi). Empat perusahaan pelabuhan resmi bergabung menjadi satu perusahaan.
Foto: Dok: Humas Pelindo II
Terminal peti kemas Pelindo (ilustrasi). Empat perusahaan pelabuhan resmi bergabung menjadi satu perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi melakukan merger atau menggabungkan Pelindo Group setelah penandatanganan akta lenggabungan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) layanan jasa pelabuhan, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV, melebur ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity.

Penandatanganan Akta Penggabungan dilakukan Direktur Utama Pelindo I Prasetyo, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, dan Direktur Pelindo IV Prasetyadi di Jakarta, Jumat (1/10).

Baca Juga

Seremoni penandatanganan juga disaksikan secara daring oleh Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Sebelumnya pada pagi hari yang sama, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 tentang penggabungan Pelindo I, III, dan IV ke dalam Pelindo II.

Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penggabungan ini menjadi salah satu momen penting dan bersejarah bagi pengelolaan BUMN kepelabuhanan.

"Merger ini langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN Pelabuhan. Inisiatif ini memiliki tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.

Tiko berharap manfaat dari merger ini dapat segera terealisasi. Kata Tiko, Pelindo dapat fokus agar keempat subholding di bawah Pelindo dapat segera efektif dan dioperasikan secara optimal. Tiko berharap penandatanganan ini dapat memberikan manfaat besar bagi perkonomian dan sosial tanah air. 

"Semoga terwujudnya legal merger Pelindo memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia bahwa kepelabuhanan nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing dengan pemain besar pelabuhan dunia," ungkap Tiko.

Tiko menilai, merger Pelindo membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Tiko optimistis integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.

"Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan," kata Tiko menambahkan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan akta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham  menetapkan jajaran Komisaris dan Direksi PT Pelindo II (Persero).

Berikut jajaran Komisaris dan Direksi dari Pelindo II:

Komisaris Independen (Plt Komisaris Utama): Marsetio

Komisaris Independen: Irma Suryani Chaniago

Komisaris Independen: Heru Sukanto

Komisaris: Antonius Ranier Haryanto

Komisaris: R. Agus H. Purnomo

Komisaris: Didi Sumedi

Komisaris: Sudung Situmorang

Direktur Utama: Arif Suhartono

Wakil Direktur Utama: Hambra

Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko: Mega Satria

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum: Ihsanuddin Usman

Direktur Strategi: Prasetyo

Direktur Investasi: Boy Robyanto

Direktur Pengelola: Putut Sri Muljanto

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement