REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Daerah Otonomi Xinjiang memiliki gubernur baru untuk menggantikan Shohrat Zakir sebagai orang nomor satu di wilayah barat daya China itu yang menjabat sejak Januari 2015.Erkin Tuniyaz ditunjuk sebagai pelaksana tugas Gubernur Xinjiang setelah permohonan pengunduran diri Zakir diterima.
Demikian dilaporkan media China, Sabtu (2/10). Pengangkatan Erkin untuk menggantikan posisi Zakir tersebut diputuskan pada Kamis (30/9) dalam rapat ke-29 Kongres Rakyat Xinjiang sebagai lembaga legislatif di daerah yang banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur itu.
Tuniyaz yang dilahirkan di Prefektur Aksu pada 1961 itu pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Departemen Organisasi Partai Komunis China (CPC) Komite Xinjiang dan Wakil Sekretaris CPC Kota Hotan sebelum menjadi Wagub Xinjiang pada 2008.
Peraih gelar sarjana matematika dari Changji Normal College dan master ekonomi dari Xinjiang University itu menyelesaikan studi bidang hukum di Party School CPC pada 2009-2011. Dia juga pernah mengenyam pendidikan di John F Kennedy School of Government, Harvard, Amerika Serikat, pada 2012.
Politikus berdarah Uighur itu juga menjadi anggota Komite Pelaksana CPC Xinjiang yang selama ini aktif menyangkal berbagai tuduhan Barat di Dewan HAM PBB dan forum lainnya.
Pada Februari lalu, Tuniyaz juga berbicara dalam forum internasional yang digelar pemerintah Xinjiang bersama Perutusan Tetap China di PBB Jenewa. Sampai saat ini Xinjiang mendapat sorotan internasional terkait dengan kebebasan beribadah, genosida, kerja paksa, dan isu HAM lainnya.