Senin 04 Oct 2021 13:20 WIB

MPR Sambut Baik Rencana Lahirnya Partai Buruh

Hadirnya partai politik baru merupakan tanda bahwa demokrasi tumbuh di Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Foto: MPR
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, Indonesia menganut sistem demokrasi yang membuat semua pihak dapat membentuk partai. Termasuk rencana lahirnya Partai Buruh yang digagas oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

"Ada aturan yang mengatur itu dan semua warga Indonesia boleh membuat partai sesuai aturan yang ada dalam undang-undang kita," ujar Bamsoet di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/10).

Hadirnya partai politik baru, kata Bamsoet, merupakan tanda bahwa demokrasi tumbuh di Indonesia. Tinggal bagaimana partai-partai tersebut berkontestasi untuk merebuh suara rakyat.

"Menurut saya semakin banyak partai makin baik untuk menumbuhkan demokrasi, tapi kan nanti seleksinya kan masyarakat yang memilih," ujar Bamsoet.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengaku kerap ditanya soal sumber pendanaan Partai Buruh. Ia menuturkan bahwa sumber pendanaan Partai Buruh berasal dari iuran secara mandiri oleh para anggotanya.

"Partai Buruh di dalam konstitusi yang sudah disepakati oleh 11 anggota organisasi pendiri Partai Buruh yang baru, pembayaran organisasi, pembiayaan organisasi adalah dari anggota," kata Said dalam konferensi pers Ahad (3/10).

Said mengatakan, sementara ini setiap anggota akan dikenakan iuran sebesar Rp 50 ribu per anggotanya. Nantinya besaran iuran tersebut akan ditingkatkan tiap tahunnya.

"Sementara ini kami putuskan Rp 50 ribu per anggota, dengan start awal ada 100 ribu anggota yang akan membayar, dari tahun ke tahun akan ditingkatkan. Karena ini nggak sulit, basis konstituen dan basis anggota kami di serikat buruh sudah ada," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement