Sabtu 23 Oct 2021 05:56 WIB

Merkel Minta Lebih Banyak Perempuan Terlibat dalam Politik

Angela Merkel akan lengser dari jabatannya sebagai kanselir perempuan pertama Jerman

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Angela Merkel akan lengser dari jabatannya sebagai kanselir perempuan pertama Jerman. Ilustrasi.
Foto: AP/Olivier Matthys/Pool EPA
Angela Merkel akan lengser dari jabatannya sebagai kanselir perempuan pertama Jerman. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Angela Merkel mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam politik Jerman karena masih terlalu didominasi laki-laki. Dia kini bersiap untuk meninggalkan jabatannya setelah 16 tahun sebagai kanselir perempuan pertama di negara itu.

"Kami masih belum berhasil membuat cukup banyak perempuan tertarik untuk berpolitik," kata Merkel.

Baca Juga

Markel menyatakan lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan agar perempuan lebih percaya diri. "Karena kalaupun ada perempuan, tidak seperti mereka untuk pergulatan misalnya untuk kursi partai," ujarnya.

Sosok Merkel menginspirasi perempuan di seluruh dunia sebagai pemimpin ekonomi terbesar di Eropa. Dia menunjukkan bakatnya yang tidak masuk akal saat menjawab pertanyaan terkait pakaian dari Sueddeutsche Zeitung yang mungkin tidak akan ditanyakan kepada pria.

"Saya tidak memberikan pakaian ke museum," kata perempuan berusia 67 tahun itu ketika ditanya apakah akan memberikan blazer warna-warni khasnya ke museum. Dalam wawancara luas, Merkel mencatat dirinya malah menyumbang ke titik pengumpulan pakaian bekas.

Perwakilan gender bisa menjadi titik perdebatan dalam pembentukan pemerintahan berikutnya dengan tiga partai yang saat ini dalam pembicaraan koalisi formal. Analis mengatakan sikap seksis dan hambatan struktural juga berperan. Selama kampanye pemilihan federal baru-baru ini, kandidat Partai Hijau untuk kanselir mengeluh pengawasan seksis menahannya.

Seorang perempuan pun langka di eselon atas Christian Democrats (CDU) yang konservatif dan didominasi laki-laki. Merkel sudah lama menghindari menyebut dirinya sebagai seorang feminis seperti ketika dia tertinggal politisi lain dalam mendukung kebijakan yang mendukung seperti kuota ruang rapat untuk perempuan.

Namun pada 2018, Merkel secara terbuka menekan CDU untuk menarik lebih banyak wanita ke barisan mereka atau kehilangan status sebagai salah satu dari dua partai besar populer di Jerman atau sebagai 'Partai Rakyat'. Blok konservatif CDU/CSU mencapai hasil pemilu nasional terburuk bulan lalu karena berbagai alasan.

Merkel yang tidak mencalonkan diri untuk pemilihan ulang kemungkinan besar sekarang akan digantikan sebagai kanselir oleh wakil rektor saat ini dan kepala kiri-tengah Sosial Demokrat (SPD), Olaf Scholz. Dia adalah sosok yang memenangkan suara terbanyak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement