REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ersento Maraden Sitorus, menilai Anies Baswedan tak akan menemui jalan mudah untuk bisa bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia menduga Anies harus menggencarkan lobi kepada parpol agar bisa mendapat kendaraan politik.
"Saya melihat Anies masih sedang menghadapi jalan yang terjal dan panjang untuk menjadi Capres atau Cawapres pada Pilpres 2024," kata Fernando kepada Republika.co.id, Sabtu (23/10).
Fernando mengamati selama ini Anies belum bisa merangkul banyak parpol. Anies dianggap hanya berkutat pada basis pemilih PKS. Padahal PKS belum mengeluarkan sikap resmi akan mendukung Anies di Pilpres 2024. Bahkan PKS tengah fokus "menjual" Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-jufri untuk Pilpres 2024. "Karena sampai saat ini masih hanya PKS yang berpotensi mendukung Anies sebagai Capres atau Cawapres," ujar Fernando.
Angin segar lalu datang dari Partai NasDem yang berpotensi mendukung Anies. Namun Fernando menduga NasDem masih separuh hati karena mempersiapkan kadernya demi Pilpres 2024. "Nasdem yang selama ini memberikan harapan sepertinya masih sedang berusaha memunculkan kadernya sendiri. Ada beberapa nama yang bisa dipersiapkan oleh Nasdem untuk pilpres 2024, seperti Surya Paloh, Rachmat Gobel, dan Syahrul Yasin Limpopo," ujar Fernando.
Selain itu, Fernando mengungkapkan kesulitan Anies bertambah ketika jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta resmi berakhir pada tahun depan. Bila tak lagi terpilih sebagai Gubernur DKI, Anies praktis kehilangan panggung guna mendongkrak elektabilitas.
"Anies yang habis masa jabatannya pada pertengahan Oktober 2022 akan kehilangan banyak peluang tampil di media. Akibatnya kemungkinan besar elektabilitas Anies secara perlahan akan turun," ucap Fernando.
Sebelumnya, sejumlah relawan mengatasnamakan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Koordinator Anies, Laode Basir, mengatakan dukungan itu diberikan lantaran kinerja Anies dalam memimpin Jakarta selama empat tahun ini dinilai sangat baik.
"Kita punya niat baik melihat Anies sudah jaga demokrasi di Jakarta dengan baik karena tidak ada satupun orang yang hina atau bully Anies yang berujung ke aparat penegak hukum," kata Laode di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Rabu (20/10).