Senin 25 Oct 2021 15:35 WIB

Pengamat: PDIP Masih Cenderung Pilih Puan Dibanding Ganjar

Pengamat nilai meski elektabilitas Ganjar tinggi namun belum membuat PDIP meliriknya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
Baliho kepak sayap kebhinekaan Puan Maharani (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Baliho kepak sayap kebhinekaan Puan Maharani (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kemungkinan lebih akan mendorong Puan Maharani untuk maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dibandingkan kader lain di internal. Menurutnya, PDIP tak mau terburu-buru mengumumkan Capres, sambil menunggu elektabilitas Puan naik.

"Kalau mencerna pandangan orang-orang Megawati itu, mereka lebih prefer untuk mendorong Puan menjadi calon presiden (capres). Jadi, PDIP kemungkinan hanya mencalonkan Puan karena bagaimanapun dia anak Ketua Umum yang merupakan tokoh sentral PDIP," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/10).

Baca Juga

Ia melanjutkan, PDIP akan mencari berbagai macam upaya untuk mendongkrak popularitas Puan. Indria mengatakan, usaha itu termasuk mensosialisasikan Puan lewat baliho Kepak Sayap Kebhinekaan beberapa waktu lalu, hingga lewat media sosial. Namun, menurutnya hingga kini upaya tersebut belum membuahkan hasil. Hal itu bisa terlihat dari berbagai survei, dimana elektabilitas Puan masih kalah dari Ganjar Pranowo.

"Kalahnya jauh lagi, makanya ini jadi masalah yang membuat pusing Megawati.  Jadi, pilihannya kalau tak meningkatkan elektabilitas Puan ya menjatuhkan Ganjar," katanya. 

Ia melanjutkan, PDIP kini tak mau bergegas mengumumkan capresnya meski survei mengunggulkan Ganjar karena masih berpikir ini sekadar survei. Artinya trennya tidak pasti. "Kalau sekarang ada survei, pekan depan pasti ada perubahan. Apalagi pilpres 2024 masih 2 tahun lebih," katanya.

Akibatnya, dia melanjutkan, partai ini tak mau terburu-buru mengumumkan calon. Ia memprediksi, partai tersebut akan terus berupaya meningkatkan elektabilitas Puan. Kemudian kalau ternyata upaya itu tak bisa mendongkrak popularitas Puan, ia menilai opsi lain akan dilakukan yaitu menjatuhkan Ganjar. Sayangnya, ia menilai PDIP nantinya susah mencari sisi negatif Ganjar.

"Tetapi dalam politik ada berbagai macam cara dan kemungkinan kan," ucapnya.

Indria memperkirakan elektabilitas Puan tak akan meningkat tajam atau trennya tak banyak berubah. Di lain pihak, ia meminta Ganjar juga harus memikirkan akan diusung partai apa. Ini menjadi kendaraan politik dia termasuk kemungkinan partai politik lain yang mau mendeklarasi sebagai kendaraan politik Ganjar sebagai capres.

"Karena menjadi capres itu membutuhkan kendaraan politik, tak bisa dari jalur independen," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Ganjar menyamai Prabowo Subianto dalam survei Calon Presiden (Capres) Pemilu 2024. Keduanya sama-sama memiliki tingkat elektabilitas sebesar 13,9 persen. Sementara itu Gubernur DKI Jakarta berada satu tingkat dibawahnya dengan elektabilitas sebesar 9,6 persen. Peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan menerangkan hasil elektabilitas Ganjar mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan hasil survei April lalu. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement