REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perasaan Khadijah binti Khuwailid tidak menentu, setelah suaminya tidak kembali pulang. Karena alasan inilah Khadijah mengutus seseorang untuk mencari keberadaan suaminya itu.
"Dalam pada itu Khadijah telah mengutus orang mencarinya ke dalam gua tapi tidak menjumpainya. Setelah rupa malaikat itu menghilang Muhammad pulang sudah berisi wahyu yang disampaikan kepadanya," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.
Namun, belum lama utusan pergi, suaminya datang dengan perasaan was-was. Jantungnya berdenyut, hatinya berdebar-debar ketakutan.
"Dijumpainya Khadijah sambil ia berkata: “Selimuti aku!”
Ia segera diselimuti oleh istrinya, tubuhnya menggigil seperti dalam demam. Setelah rasa ketakutan itu berangsur reda dipandangnya isterinya dengan pandangan mata ingin mendapat kekuatan.
“Khadijah, kenapa aku?” katanya.
Kemudian diceritakannya apa yang telah dilihatnya, dan dinyatakannya rasa kekuatirannya akan teperdaya oleh kata hatinya atau akan jadi seperti juru nujum saja. Seperti juga ketika dalam suasana tahannuth dan dalam suasana ketakutannya akan kesurupan.
"Khadijah yang penuh rasa kasih-sayang, adalah tempat ia melimpahkan rasa damai dan tenteram kedalam hati yang besar itu, hati yang sedang dalam kekuatiran dan dalam gelisah," katanya.
Ia tidak memperlihatkan rasa kuatir atau rasa curiga. Bahkan dilihatnya ia dengan pandangan penuh hormat, seraya berkata: “O putera pamanku. Bergembiralah, dan tabahkan hatimu. Demi Dia Yang memegang hidup Khadijah, aku berharap kiranya engkau akan menjadi Nabi atas umat ini."
"Sama sekali Allah takkan mencemoohkan kau; sebab engkaulah yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu dan menolong mereka yang
dalam kesulitan atas jalan yang benar.”
Muhammad sudah merasa tenang kembali. Dipandangnya Khadijah dengan mata penuh terimakasih dan rasa kasih. Sekujur badannya sekarang terasa sangat letih dan perlu sekali ia tidur. Ia pun tidur, tidur untuk kemudian bangun
kembali membawa suatu kehidupan rohani yang kuat, yang luarbiasa kuatnya.
Suatu kehidupan yang sungguh dahsyat dan mempesonakan. Tetapi kehidupan yang penuh pengorbanan, yang tulus-ikhlas semata untuk Allah, untuk kebenaran dan untuk perikemanusiaan.
Itulah Risalah Tuhan yang akan diteruskan dan disampaikan kepada umat manusia dengan cara yang lebih baik, sehingga sempurnalah cahaya Allah, sekalipun oleh orang-orang kafir tidak disukai.