Senin 01 Nov 2021 09:30 WIB

Tertular Covid-19, Dirawat di RS atau Isoman?

Masyarakat diminta tetap menjalani prokes, meski positivoto rate nasional 1,1 persen.

Relawan Satgas PPKM RW 10 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Relawan Satgas PPKM RW 10 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rr Laeny Sulistyawati/Dian Fath Risalah

Meski kasus Covid-19 di Indonesia tengah melandai, penularan masih terjadi. Orang yang tertular virus ini, seringkali dihadapkan pilihan. Apakah menjalani isolasi mandiri (isoman) atau menjalani perawatan medis di rumah sakit (RS).

Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban mengatakan, ada hal-hal yang menentukan seseorang yang terinfeksi virus kemudian harus dirawat di RS. Pertama, orang yang terinfeksi Covid-19 yang tidak merasakan apa-apa. Namun, saat menjalani rontgen ternyata terdapat pneumonia di paru-parunya.

"Maka pasien wajib dirawat di rumah sakit karena pneumonia juga bisa tanpa gejala. Paru-parunya bisa terganggu," ujarnya saat konferensi virtual tanya Jawab IDI bertema Kenapa Harus Tes PCR Sebelum Bepergian?, akhir pekan lalu.

Kemudian jika pasien Covid-19 memilih isoman di rumah, dia meminta, harus rutin mengecek saturasi oksigennya. Kemudian, saat diperiksa saturasi oksigennya ternyata rendah kurang dari 90 persen, maka wajib dirawat.  

Itu karena, bisa terjadi happy hypoxia yaitu kondisi saturasi oksigennya turun drastis namun tubuh masih belum merasakan apa-apa. "Karena pasien Covid-19 bisa tiba-tiba mendadak kolaps atau meninggal dunia," katanya.

Dia mencontohkan, selama periode Juli-Agustus 2021 lalu, saat kasus Covid-19 sedang banyak, ternyata pasien isoman yang meninggal dunia berjumlah ribuan. Penyebabnya, selain karena rumah sakit penuh, pasien Covid-19 tanpa gejala ini tidak cek saturasi oksigennya. Dia juga tidak periksa rontgen dan kemudian meninggal dunia. 

"Seringkali, meski positif Covid-19, kemudian isolasi mandiri di rumah. Kemudian tahu dari laboratorium, namun tidak konsultasi dengan dokter," ujarnya.

Jadi, ucap dia, banyak pasien Covid-19 hanya menilai diri sendiri saja. Kemudian merasa masih sehat, bisa jalan, tidak merasakan masalah jadi memilih isoman di rumah saja. Padahal, dia menegaskan, pasien Covid-19 harusnya menjalani rontgen dan rutin periksa saturasi oksigen menggunakan oximeter"Kemudian yang tak kalah penting adalah konsultasikan dengan dokter," ujarnya.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement