Senin 01 Nov 2021 18:02 WIB

Menkes akan Buka Akses Data Kasus Covid-19 di Sekolah

Akses data kasus Covid-19 sekolah tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan akan membuka akses data kasus Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Menkes mengatakan, akses data kasus Covid-19 sekolah tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di sekolah tersebut dan mencegah penularan dari klaster sekolah.

"Kami juga ingin memastikan dari sisi protokol kesehatan juga bahwa sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan tatap muka sekarang sudah mulai kita jalankan aktif surveillance-nya," ujar Menkes dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/11).

Baca Juga

Budi mengatakan, data menunjukkan ada sejumlah kasus Covid-19 di beberapa sekolah selama penyelenggaraan PTM. Namun, jumlahnya relatif sedikit, apalagi kasus konfirmasi positif di sekolah yang di atas 5 persen.

"Kami juga data sudah ada dan data itu sudah kita share (bagikan) dengan Kementerian Pendidikan dan nanti akan kita bikin setiap Satgas sekolah bisa lihat informasi sampai ke detail murid-muridnya siapa saja yang dites antigen atau PCR positif," ujar Budi.

Budi melanjutkan, akses data tersebut juga diberikan kepada bupati maupun wali kota serta dinas kesehatan dan dinas pendidikan di level kabupaten/kota. Sehingga, setiap pemda bisa melihat laporan kasus Covid-19 dari seluruh sekolah di wilayahnya masing-masing.

"Hariannya seperti apa, hasil surveillance-nya, demikian juga naik level provinsi, sampai level nasional. Dengan demikian, kalau ada lonjakan lonjakan dini dari kasus di level kelas tertentu, kita bisa tutup kelasnya saja," ujar Budi.

Selain itu, jika kasus Covid-19 sudah menyebar ke sekolah juga akan diambil kebijakan agar menutup sekolah tersebut selama 14 hari. Sementara, penyelenggaraan PTM di sekolah lain tetap berjalan.

"Kami akan menutup 14 hari sekolahnya saja, tapi sekolah yang lain tetap masih bisa berjalan dan sesudah 14 hari sekolahnya juga bisa melakukan tatap muka lanjutan dengan perbaikan dari implementasi protokol kesehatannya," ujarnya.

"Dengan demikian, kami akan bisa mengendalikan pandemi ini tapi tetap beraktivitas secara normal karena pendidikan tatap muka ini penting sekali," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement