REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, menilai deklarasi dukungan agar seorang tokoh bisa maju pemilihan presiden merupakan hal biasa. Namun, ia mengingatkan, deklarasi dukungan tersebut tidak ada gunanya tanpa dukungan dari partai politik di DPR.
“Tak ada yang spesial. Bukan hanya Anies tapi banyak sekai relawan bermunculan sebelumnya, dukung calon tertentu maju,” kata Adi kepada Republika.co.id, Senin (8/11).
Dia memerinci, Luhut Binsar Pandjaitan, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga Cak Imin dan Ganjar-Puan juga dinilainya selalu mendapat deklarasi relawan. Sehingga, dukungan dari banyak relawan dan tokoh terhadap Anies, dianggap dirinya tidak begitu berguna.
“Relawan itu tak ada gunanya kalau yang diusung (Anies) tak dapat kendaraan parpol maju pilpres 2024,” ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.
Pasalnya, syarat mengikuti Pilpres, kata dia, adalah mendapat dukungan atau usungan dari partai politik. Lebih baik lagi, kata dia, jika merupakan dukungan gabungan partai politik.
Ditanya apakah Anies masih akan dekat dengan partai pendukung saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017 silam, Adi tak membantahnya. Namun demikian, dukungan itu akan sulit dimiliki Anies lagi, mengingat masing-masing partai saat ini sudah meproyeksikan calonnya.
“Gerindra memastikan dukung Prabowo 2024, bukan Anies. Sementara PKS ambigu, kadang ingin majukan Dewan Syuro mereka Salim Assegaf, dan sempat genit usulin duet Anies-Sandi,” tuturnya.