REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira menanggapi pernyataan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah yang menyoroti menteri-menteri yang sibuk menaikkan popularitas untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Justru sebaliknya, ia mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
"Tidak ada larangan soal itu (mensosialiasikan diri untuk Pilpres 2024), selama dia tidak menggunakan fasilitas negara," ujar Andreas di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/11).
Pernyataan Said, kata Andreas, adalah bentuk tugasnya sebagai Ketua Banggar DPR dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Apalagi, sosok yang disorot oleh Ketua DPP PDIP itu merupakan menteri-menteri di bidang ekonomi.
"Itu fungsi dari DPR kan pengawasan. Kalau Pak Said menyampaikan itu, ya supaya menteri fokus ke kerjanya dong," ujar Andreas.
Di samping itu, ia melihat kinerja para menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo tetap sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Sosialisasi yang dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas dinilai tak mengganggu profesionalitas mereka dalam bekerja.
"Logikanya, kalau dia mau jadi calon presiden, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus dan itu menguntungkan untuk pemerintahan. Kalau dia justru memanfaatkan hal itu untuk kampanye," ujar anggota Komisi X DPR itu.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah juga menyinggung menteri-menteri untuk tak dulu memikirkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Bahkan ia spesifik melontarkan kritiknya kepada menteri bidang ekonomi, meski ia tak menyebut nama-nama tersebut.
Diketahui, menteri di bidang ekonomi terdapat sejumlah nama, yakni Airlangga Hartarto, Erick Thohir, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. Serta, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Ibaratnya para menteri ekonomi nyaris tidak ada waktu untuk mengurusi hal-hal lainnya, apalagi mengurusi dirinya sendiri untuk bursa calon presiden 2024," ujar Said kepada Republika, Rabu (10/11).
Menteri-menteri bidang ekonomi, kata Said, memiliki tanggung jawab yang besar di tengah pandemi Covid-19. Apalagi jika melihat data, di mana jumlah masyarakat miskin dan pengangguran bertambah pada masa tersebut.
Ia pun menegaskan, tak ada yang namanya visi dan misi dari para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Hanya ada visi dan misi Jokowi sebagai presiden terpilih untuk periode 2019-2024.
"Pemimpin itu satunya kata dan perbuatan, please fokuslah jadi menteri dan jangan tergoda pada mimpi-mimpi selain menteri," ujar Said.