REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan penyakit tuberkulosis (TB) masih terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, anak yang memiliki kondisi gizi tak baik berpotensi menderita TB.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, yang paling penting untuk menghindari tertular TB adalah konsumsi makanan baik, bergizi, serta sehat, terutama kelompok anak-anak.
"Karena seringkali anak hanya diberikan mi instan atau makanan manis, atau makanan banyak mengandung monosodium glutamate (MSG). Mana gizinya?padahal ini penting karena anak-anak yang kondisi gizinya tidak baik sangat berpotensi sakit TB," katanya saat berbicara konferensi virtual bertema Hari Kesehatan Nasional: Terapi Pencegahan Tuberkulosis, Jumat (12/11).
Ia menambahkan, jika TB yang diderita anak tidak sembuh total, ada kemungkinan bakteri TB akan bangun kembali saat dewasa.
Ia menjelaskan, TB adalah penyakit paru-paru akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TB ini, dia melanjutkan, menular melalui udara. Sehingga, saat batuk, bersin, bahkan menyanyi bisa terpapar bakteri ini.
"Karena ada percikan (yang dihirup) saluran napas kita. Karena banyak penyakit yang ditularkan melalui saluran napas atau percikan, termasuk TB," katanya.
Untuk menghindari TB, Kemenkes meminta masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dia menambahkan, bakteri suka dengan kondisi lembab. Jadi, rumah harus mendapatkan sinar matahari yang cukup, ventilasi yang baik, tidak lembab, dan tidak gelap. Selain menerapkan PHBS, pihaknya meminta masyarakat juga melakukan deteksi dini TB.