Ahad 14 Nov 2021 04:41 WIB

Penguin Antartika Tempuh Jarak 3.000 Kilometer ke Selandia

Seekor penguin ditemukan di pantai Selandia Baru, 3.000 km dari habitat di Antartika

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi penguin. Seekor penguin ditemukan di pantai Selandia Baru, 3.000 km dari habitat di Antartika.
Foto: AP
Ilustrasi penguin. Seekor penguin ditemukan di pantai Selandia Baru, 3.000 km dari habitat di Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Seekor penguin telah ditemukan di pantai Selandia Baru, setidaknya 3.000 kilometer jauhnya dari habitat aslinya di Antartika. Penguin Adelie yang kini diberi nama Pingu oleh penduduk setempat ditemukan tampak tersesat di pantai.

Penduduk setempat yang menemukan Pingu, Harry Singh, mengatakan dia mengira binatang itu mainan lunak pada awalnya. Peristiwa ini adalah insiden ketiga yang tercatat dari penguin Adelie yang ditemukan di pantai Selandia Baru.

Baca Juga

Singh dan istrinya pertama kali menemukan penguin itu ketika mereka sedang berjalan-jalan setelah seharian bekerja di pantai Birdlings Flat, sebuah permukiman di selatan kota Christchurch. "Pertama saya pikir itu adalah mainan lunak, tiba-tiba penguin itu menggerakkan kepalanya, jadi saya menyadari itu nyata," kata Singh dikutip dari BBC.

Rekaman penguin yang diunggah di halaman Facebook Singh menunjukkan penguin itu tampak tersesat dan sendirian. "Itu tidak bergerak selama satu jam dan [terlihat] kelelahan" katanya.

Singh kemudian memanggil penyelamat penguin karena khawatir penguin itu tidak masuk ke air sehingga menjadikannya target potensial bagi hewan pemangsa lain yang berkeliaran di pantai. "Kami tidak ingin itu berakhir di perut anjing atau kucing," katanya.

Singh pun berhasil menghubungi Thomas Stracke yang telah merehabilitasi penguin di Pulau Selatan Selandia Baru selama sekitar 10 tahun. Stracke terkejut menemukan penguin itu adalah penguin Adelie yang merupakan spesies yang hidup secara eksklusif di semenanjung Antartika. Dia bersama dengan seorang dokter hewan menyelamatkan penguin pada malam yang sama.

Tes darah yang dilakukan pada Pingu menunjukkan dia sedikit kurus dan mengalami dehidrasi. Sejak itu, hewan tersebut telah diberikan cairan dan diberi makan melalui selang makanan. Pinguin itu akhirnya akan dilepaskan ke pantai yang aman di Banks Peninsula yang bebas dari anjing.

Penemuan ini yang ketiga dalam sejarah penguin Adelie telah ditemukan di pantai Selandia Baru setelah dua insiden pada 1993 dan 1962. Jenis ini tetap jarang terjadi di Selandia Baru, tetapi jika lebih banyak muncul di masa depan maka itu bisa menjadi tanda yang mengkhawatirkan.

"Saya pikir jika kita mulai mendapatkan kedatangan penguin Adelie setiap tahun, kita akan benar-benar pergi. Ada sesuatu yang berubah di lautan yang perlu kita pahami," ujar profesor Otago University Philip Seddon.

"Lebih banyak penelitian akan memberi kita lebih banyak pemahaman ke mana penguin pergi, apa yang mereka lakukan, seperti apa tren populasinya. Mereka akan memberi tahu kita sesuatu tentang kesehatan ekosistem laut itu secara umum," kata Seddon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement