REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba awal vaksin Alzheimer menunjukkan hasil yang spektakuler. Harapan bahwa penyakit itu dapat dihentikan suatu hari nanti pun semakin besar.
Penelitian sebelumnya telah berfokus pada plak, protein beta amiloid yang terbentuk di otak, sebagai klaster target. Protein ini dianggap mendorong terjadinya Alzheimer.
Para ahli di Inggris dan Jerman telah mengembangkan pendekatan perintis yang menargetkan protein. Mereka menciptakan pengobatan antibodi dan vaksin yang mampu menghentikan penyakit, mengurangi pembentukan plak, bahkan mengembalikan memori dan fungsi sel saraf selama uji coba pada tikus.
"Hasilnya benar-benar spektakuler. Saya menyadari itu ada pada tikus, bukan pada manusia, tapi efeknya tidak marginal," kata ahli biologi struktu dan kimia di University of Leicester, Mark Carr, dilansir Express UK, Selasa (16/11).