Selasa 16 Nov 2021 20:29 WIB

Mayoritas Kelompok Difabel Sudah Divaksinasi Dosis Lengkap

Kelompok difabel masuk prioritas vaksinasi Covid-19.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang warga saat vaksinasi bagi kelompok rentan di Gedung Wana Graha Bhakti Yasa, Yogyakarta, Senin (23/8/2021). Vaksinasi COVID-19 yang digagas Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DIY, Dinas Kesehatan dan YAPPIKA-ActionAid itu ditargetkan dapat memvaksin 1500 peserta kriteria transgender, difabel, lansia dan anak-anak usia 12-18 tahun
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang warga saat vaksinasi bagi kelompok rentan di Gedung Wana Graha Bhakti Yasa, Yogyakarta, Senin (23/8/2021). Vaksinasi COVID-19 yang digagas Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DIY, Dinas Kesehatan dan YAPPIKA-ActionAid itu ditargetkan dapat memvaksin 1500 peserta kriteria transgender, difabel, lansia dan anak-anak usia 12-18 tahun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Ghufron Sakaril mengatakan mayoritas kaum difabel di Tanah Air telah menerima dosis lengkap vaksin Covid-19. Penyandang difabel yang baru menerima dosis pertama jumlahnya disebut tinggal sedikit.

"Sekarang rata-rata sudah dua kali vaksin, dosis pertama hanya jumlah kecil saja," kata Ghufron Sakaril, Selasa (16/11). Meski belum memiliki jumlah peserta penerima dosis lengkap, tapi Ghufron mengukur situasi itu berdasarkan skala prioritas penerima vaksin yang ditetapkan pemerintah untuk kalangan masyarakat rentan.

Baca Juga

"Kemarin dapat prioritas di kesempatan awal Maret 2021. Kami masuk dalam kriteria masyarakat rentan sehingga ada akselerasi," katanya.

Selain itu, Ghufron juga mengapresiasi keterlibatan berbagai kalangan dalam mendongkrak kepesertaan kaum difabel dalam vaksinasi Covid-19. Salah satunya adalah keterlibatan pengusaha transportasi Blue Bird yang mengambil peran dalam upaya jemput bola peserta ke berbagai panti.

"Penyelenggara sentra vaksinasi bekerja sama dengan perusahaan swasta seperti untuk penyediaan armada pengangkut jemput bola. Kami dijemput secara rombongan, misalnya di panti-panti, itu semua dijemput," katanya.

Selain itu, strategi pemerintah dalam memfasilitasi sarana prasarana penunjang vaksinasi difabel juga turut meningkatkan animo peserta. "Fasilitas vaksinasi cukup ramah karena kita disediakan koridor khusus sehingga tidak mengantre berbarengan terutama di sentra khusus," katanya.

Kebijakan itu sangat membantu difabel dengan gangguan jiwa atau autis untuk lebih nyaman memperoleh vaksin, katanya menambahkan. PPDI juga mengambil peran dalam menambah wawasan anggota terhadap manfaat vaksin Covid-19 bagi perlindungan diri dari risiko sakit berat.

"Awalnya masih ada kekhawatiran terhadap efek samping, khususnya komorbid sehingga banyak orang tua yang tidak mengizinkan untuk divaksin. Faktor hoaks juga sangat memengaruhi kami. Namun hal itu sudah kita atasi dan wawasan mereka sekarang terhadap vaksin sudah lebih luas," katanya.

Ghufron berharap penyediaan tempat vaksinasi yang ramah difabel terus diperluas dan semakin mendekat pada keberadaan kaum difabel. "Harapannya kita ingin pelaksanaan vaksinasi bisa dilakukan di tempat yang terdekat dengan kediaman penyandang disabilitas seperti Puskesmas atau Posyandu sehingga tidak jauh," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement