Rabu 17 Nov 2021 02:51 WIB

16.638 Difabel Telah Terima Dosis Lengkap Vaksin

Kemenkes menyebut disabilitas penerima vaksin belum bisa dirinci karena masih didata

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada penyandang disabilitas di Desa Srikaton, Kediri, Jawa Timur, Jumat (1/10/2021). Vaksinasi COVID-19 dosis ke dua secara jemput bola tersebut guna memberikan kemudahan layanan kepada penyandang disabilitas yang kesulitan mendatangi lokasi vaksinasi.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada penyandang disabilitas di Desa Srikaton, Kediri, Jawa Timur, Jumat (1/10/2021). Vaksinasi COVID-19 dosis ke dua secara jemput bola tersebut guna memberikan kemudahan layanan kepada penyandang disabilitas yang kesulitan mendatangi lokasi vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyatakan sebanyak 16.638 penyandang disabilitas di Indonesia telah menerima suntikan dosis lengkap vaksin COVID-19.

"Untuk penerima dosis pertama hingga saat ini berjumlah 20.678 orang," kata Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (16/11) malam.

Nadia mengatakan pemerintah menggolongkan penyandang disabilitas ke dalam kelompok masyarakat rentan bersama ibu hamil sebagai kelompok prioritas penerima vaksin. Jumlah penerima vaksin pun didominasi kelompok usia remaja.

Menurut Nadia, jumlah sasaran masyarakat disabilitas di Indonesia belum bisa dirinci secara akurat sebab terganjal oleh proses pendataan."Mungkin sampai saat ini kita tidak punya data yang cukup valid, untuk berapa sasarannya. Kita tidak tidak memiliki data secara rinci, terkait jumlah penyandang disabilitas dan kelompok rentan lain yang akan divaksin COVID-19," katanya.

Secara terpisah Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Ghufron Sakaril memastikan kepesertaan disabilitas dalam vaksinasi COVID-19 relatif tinggi."Belakangan ini disabilitas mulai mendapatkan edukasi dari berita TV, radio, media online, diskusi antarkelompok sehingga wawasannya lebih terbuka terhadap vaksin," katanya.

Pada awalnya, kata Ghufron, banyak penyandang disabilitas yang takut ikut vaksinasi sebab dilatarbelakangi ketakutan atas informasi bohong atau hoaks yang beredar di tengah masyarakat."Mereka ini sangat hati-hati pada efek samping dari vaksinasi, khususnya pengaruh terhadap komorbid," katanya.

PPDI sebagai organisasi induk disabilitas di Indonesia kemudian dilibatkan pemerintah dalam memberi masukan demi kelancaran program vaksinasi."Belakangan ini lumayan bagus vaksinasinya, karena melibatkan organisasi penyandang disabilitas, menjaring lebih banyak teman-teman disabilitas yang mengikuti vaksinasi," katanya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement