Jumat 19 Nov 2021 20:04 WIB

Satgas Terus Ingatkan Masih Ada Kemungkinan Lonjakan Kasus

Saat ini, rata-rata penambahan kasus positif di Indonesia di bawah angka 1.000 kasus.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi
Foto: BNPB Indonesia
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Sonny Harry B Harmadi mengatakan, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali untuk penanganan Covid-19 di Indonesia dinilai sangat efektif dalam memperlambat laju penyebaran kasus.

Kendati demikian, ia mengingatkan masih ada kemungkinan adanya lonjakan kasus dari tingkatan sedang sampai tinggi hingga mencapai kasus aktif 400 ribu per hari, seperti pada bulan Februari 2021. Untuk itu, perlu perubahan perilaku dalam nilai dan keyakinan masyarakat melalui penyampaian pesan dan pembangunan norma sosial.

Baca Juga

"Satgas telah mengupayakan berbagai pendekatan budaya dengan tujuan mengedukasi masyarakat, sehingga penerapan protokol kesehatan menjadi sebuah norma sosial yang baru," kata Sonny dalam diskusi daring, Jumat (19/11).

Secara nasional, laju penularan semakin menurun jika dibandingkan dengan awal terjadinya gelombang kedua Juni-Juli lalu. Saat ini, rata-rata penambahan kasus positif di Indonesia berada di bawah angka 1.000 kasus.

Strategi utama yang harus dilakukan, sambung Sonny adalah fokus pada penanganan kesehatan. Berikutnya, fokus pada perubahan perilaku dan fokus pada bagaimana masyarakat bisa merespons dengan cara yang tepat.

Diketahui, menjelang periode libur Nataru 2022, pemerintah melalui lintas kementerian/lembaga bersama Satgas Penanganan Covid-19 terus mengantisipasi Potensi kenaikan kasus. Berbagai strategi kebijakan telah dibahas bersama mencegah lonjakan kasus di akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan momen libur panjang kerap dimanfaatkan masyarakat dengan bepergian ke luar rumah dan mengunjungi sanak saudara dan kerabat. Kegiatan ini seringkali mengurangi kedisiplinan protokol kesehatan.

"Maka tidak heran jika kemampuan Covid-19 untuk menyebar ke lebih banyak orang dalam waktu yang bersamaan dapat terjadi," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (18/11).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement