REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- CEO Perusahaan Farmasi Amerika Serikat Pfizer, Albert Bourla, pada Senin (29/11) lalu, mengatakan bahwa Pfizer sudah mulai memproduksi vaksin Covid-19 versi terbaru. Vaksin ini secara khusus menargetkan varian baru virus Omicron.
Perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dalam pembuatan vaksin Pfizer BioNTech ini mengambil langkah tersebut dikarenakan vaksin yang telah diproduksinya dalam hal inokulasi saat ini tidak efektif terhadap strain terbaru. Dilansir dari Al Arabiya, Bourla mengatakan kepada CNBC perusahaan Pfizer mulai Jumat (26/11), menguji vaksinnya terhadap varian virus baru Omicron, yang mulai muncul pertama kali di Afrika Selatan ini.
Virus Omicron ini oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikategorikan sebagai variant of concern atau varian yang harus diwaspadai. Hal ini yang menyebabkan hampir seluruh negara merasa khawatir akan kembali terjadinya gelombang Covid-19 global.
“Saya tidak berpikir vaksin tidak dapat melindungi,” kata Bourla. Namun pengujian yang telah dilakukan menghasilkan fakta bahwa suntikan vaksin Pfizer yang ada saat ini lebih sedikit kadar perlindungannya terhadap varian Omicron, sehingga memang perlu untuk perusahaan vaksin ini membuat versi terbaru.
“Jumat kami membuat template DNA pertama kami, yang merupakan kemungkinan pertama dari proses pengembangan vaksin baru,” kata CEO Pfizer tersebut.
Perusahaan asal Amerika Serikat lainnya, Moderna, pada hari yang sama juga mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan suntikan booster terhadap varian baru virus Omicron. Di sisi lain, Johnson & Johnson pada hari Senin (29/11), mengatakan bahwa mereka juga sedang mengejar produksi vaksin mereka yang khusus untuk menangkal varian baru virus Omicron.
Situasi ini menurut Bourla hampir sama seperti skenario awal tahun 2021, ketika Pfizer dan BioNTech melakukan pengembangan vaksin dalam 95 hari, di saat varian Delta mulai terdeteksi. Mereka khawatir akan formula sebelumnya tidak dapat ampuh melawan Delta, walau akhirnya versi itu tidak digunakan.
Pada hari Senin (29/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan akan risiko yang “sangat tinggi” dari varian baru virus Omicron ini secara global. “Saya sangat yakin bahwa pil antivirus Pfizer yang baru-baru ini diluncurkan akan ampuh untuk mengobati infeksi virus yang disebabkan oleh mutasi, termasuk Omicron,” kata Bourla.