Rabu 01 Dec 2021 12:40 WIB

Taliban Masih Terus Mendesak AS Cairkan Aset Afghanistan

Taliban risau karena Afghanistan dihantui krisis sementara dompet negara cekak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS ini, seorang Marinir dengan Satuan Tugas Udara-Tanah Laut Tujuan Khusus-Komando Pusat Respons Krisis (SPMAGTF-CR-CC) bermain dengan anak-anak yang menunggu untuk diproses selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul , Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021. Taliban risau karena Afghanistan dihantui krisis sementara dompet negara cekak.
Foto:

Sebelumnya Bank Dunia sedang menyelesaikan proposal untuk mencairkan dana bantuan kemanusiaan senilai 500 juta dolar AS ke Afghanistan. Anggota dewan Bank Dunia melakukan pertemuan pada Selasa (30/11) untuk membahas proposal tersebut.

Proposal pencairan bantuan kemanusiaan disepakati dalam beberapa pekan terakhir antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Proposal ini akan mengalihkan dana dari Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF) senilai total 1,5 miliar dolar AS. Dana itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan yang mendesak di Afghanistan.

Salah satu sumber mengatakan Bank Dunia akan mentransfer dana tersebut kepada badan-badan PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya. Sumber tersebut menambahkan, Bank Dunia tidak akan mengawasi dana setelah ditransfer ke Afghanistan. Seorang pejabat AS menekankan UNICEF dan lembaga kemanusiaan lainnya memiliki kontrol dan kebijakan mereka sendiri.

"Proposal itu menyebut Bank Dunia akan mentransfer uang itu ke PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya tanpa pengawasan atau pelaporan apa pun. Namun laporan itu tidak mengatakan apa pun tentang sektor keuangan atau bagaimana uang itu akan masuk ke negara itu (Afghanistan),” kata sumber itu.

Pakar Afghanistan berpendapat bantuan kemanusiaan Bank Dunia tidak akan menyelesaikan masalah kesenjangan karena alokasinya tidak mencakup untuk pembayaran gaji guru dan pegawai pemerintahan. Para ahli mengatakan kurangnya fokus pada guru dan pegawai pemerintah dapat mempercepat runtuhnya sistem pendidikan publik, layanan kesehatan, dan layanan sosial Afghanistan.

Mereka memperingatkan ratusan ribu pekerja yang tidak dibayar selama berbulan-bulan dapat berhenti bekerja dan bergabung dengan eksodus besar-besaran dari Afghanistan. ARTF didirikan pada  2002 dan dikelola oleh Bank Dunia. ARTF adalah sumber pembiayaan terbesar untuk anggaran sipil Afghanistan. Lebih dari 70 persen anggaran ARTF didanai oleh bantuan asing.

Bank Dunia menangguhkan pencairan dana setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu. Pada saat yang sama, Washington berhenti memasok dolar AS ke negara itu, termasuk membekukan aset bank sentral Afghanistan sekitar 9 miliar dolar AS sehingga menghentikan bantuan keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement