Jumat 03 Dec 2021 11:49 WIB

Rusia Pertahankan Niat Capai Perjanjian Damai dengan Jepang

Sejak Perang Dunia II berakhir, Rusia dan Jepang belum secara resmi berdamai

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Jepang adalah mitra Rusia. Sejak Perang Dunia II berakhir, Rusia dan Jepang belum secara resmi berdamai. Ilustrasi.
Foto: EPA
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Jepang adalah mitra Rusia. Sejak Perang Dunia II berakhir, Rusia dan Jepang belum secara resmi berdamai. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia mengatakan mereka mempertahankan kemauan politik untuk melanjutkan pembicaraan dengan Jepang guna menyepakati perjanjian damai. Sejak Perang Dunia II berakhir, kedua negara memang belum secara resmi berdamai.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan Jepang adalah mitra Rusia. Moskow, kata dia, sangat menghargai hubungan bilateral kedua negara. Kendati demikian, Peskov tak menyangkal bahwa ada pula masalah bersama yang mereka hadapi.

Baca Juga

Namun masalah itu tak lantas membuat kemauan Rusia untuk secara resmi berdamai dengan Jepang luntur. “Kami mempertahankan kemauan politik untuk melanjutkan dialog komprehensif dengan mitra Jepang kami sehingga kami menemukan cara menyelesaikan masalah utama ini,” ujar Peskov pada Kamis (2/12) dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Sejak Perang Dunia II berakhir pada 1945, Rusia dan Jepang telah mengadakan serangkaian konsultasi untuk mencapai perjanjian damai. Pada 1956, kedua negara menandatangani Deklarasi Bersama sebagai simbol berakhirnya konfrontasi di antara mereka dan pemulihan hubungan diplomatik. Dalam deklarasi tersebut, Jepang dan Rusia juga sepakat melanjutkan negosiasi perjanjian perdamaian serta membahas perihal sengketa teritorial, yakni di wilayah Kepulauan Kuril Selatan.

Setelah Perang Dunia II, Kepulauan Kuril Selatan menjadi bagian dari Uni Soviet. Namun Jepang menentang kepemilikan Iturup, Kunashir, Kepulauan Shikotan, dan Kepulauan Habomai. Berdasarkan Deklarasi Bersama yang disepakati pada 1956, Uni Soviet setuju untuk menyerahkan Kepulauan Shikotan dan Habomai.

Namun pada 1960, Jepang menandatangani perjanjian keamanan dengan AS. Hal itu membuat Soviet membatalkan niatnya untuk menyerahkan Shikotan dan Habomai kepada Jepang. Saat itu, Soviet menyatakan akan memberikan pulau-pulau tersebut kepada Jepang hanya ketika semua pasukan asing ditarik dari wilayahnya. Hingga kini, persengketaan atas wilayah tersebut masih berlangsung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement