REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Deputi Eksternal Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Makhyan Jibril mengatakan, selain prokes dan vaksinasi, sangat penting untuk membiasakan hidup sehat, agar dapat terhindar dari sakit berat. Ia menjelaskan virus COVID-19 memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan penelitian masih terus dilakukan pada varian Omicron, termasuk tentang kemampuan virus tersebut menghindari sistem imun manusia.
Sembari menunggu, masyarakat diharapkan terus menjalankan ikhtiar guna perlindungan kesehatan. Jibril menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan upaya-upaya tersebut, sehingga komunikasi dan edukasi harus selalu digencarkan melalui berbagai cara.
"Pendekatan berbasis kultural dan komunitas juga harus dilakukan untuk vaksinasi dan prokes,” kata dia dalam diskusi daring, Selasa (7/12).
Menghadapi ancaman varian virus baru, Jibril meminta masyarakat jangan panik, sebaiknya bertindak rasional dengan cara menerapkan prokes serta melengkapi vaksinasi, khususnya percepatan vaksinasi lansia. Ujian terbesar new normal, dikatakan Jibril, adalah akhir tahun ini.
“Kalau kita bisa melewati ujian ini, semoga situasi terkendali ini bisa dipertahankan,” kata dia.
Pemerintah terus memantau virus COVID-19 varian baru Omicron. Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia. Munculnya varian ini menjadi bukti bahwa COVID-19 tetap harus diwaspadai.
Karena itu, meski pandemi dalam situasi landai di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.
World Health Organization atau WHO menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Benua Afrika pada 24 November 2021. Hanya dua hari sesudahnya, varian ini telah dikategorikan sebagai variant of concern. Omicron disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam penularan dan di berbagai negara, penelitian terus dilakukan untuk mempelajari varian baru ini.
Dian Fath Risalah