Sabtu 11 Dec 2021 16:34 WIB

Wagub Jabar: Museum Gedung Sate Jadi Sumber Sejarah Milenial

Museum Gedung Sate terus berinovasi untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: istimewa
Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Museum Gedung Sate dapat menjadi sumber sejarah dan pengetahuan bagi generasi muda untuk mengenal perjuangan, budaya, dan pembangunan di Provinsi Jabar. Masyarakat pun bisa mengunjungi museum tersebut untuk belajar sejarah.

"Museum Gedung Sate diharapkan mampu mengedukasi dan mengenalkan sejarah Jawa Barat bagi masyarakat, terlebih generasi milenial. Apa sebenarnya sejarah? Apa yang ada di dalam dan fungsinya? Sehingga kami menghadirkan museum ini sebagai jawaban dan informasi," kata Uu di acara Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (Tepas) dalam rangka ulang tahun ke-4 Museum Gedung Sate secara virtual di Kota Bandung, Sabtu (11/12).

Baca Juga

UU menuturkan, Museum Gedung Sate terus berinovasi untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi dan sejarah di tengah pandemi. Selain menerapkan protokol kesehatan, Museum Gedung Sate melakukan sejumlah terobosan secara digital. "Inovasi yang dilakukan, pertama yaitu yang khususnya telah diterapkan di Museum Gedung Sate bahkan sebelum pandemi adalah reservasi online bagi pengunjung," kata Uu.

"Yang kedua, Museum Gedung Sate ini telah menerapkan dan memberikan fasilitas berupa layanan digital berbasis media interaktif, seperti augmented reality, virtual tour, ada juga rekaman audio visual mengenai suatu peristiwa yang disuguhkan untuk pengunjung," ucap UU menambahkan.

Selain itu, kata Uu, Museum Gedung Sate dilengkapi fasilitas yang dapat menarik minat masyarakat, yakni teater proyeksi 4D dan kafe yang menyajikan kopi dari Jabar. "Ini adalah salah satu ikhtiar kami, Pemprov Jawa Barat, yang diawali oleh Kang Aher (mantan Gubernur Jabar), dilanjutkan oleh kami dan ini mudah-mudahan bermanfaat dan maslahat, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat," ujarnya.

Uu pun mengapresiasi Museum Expert Designer Adviser Ade Garnadi dan tim yang telah merancang Museum Gedung Sate secara detail dan menarik. Dia berharap, perancang Museum Gedung Sate dapat menghadirkan museum pesantren Jabar. "Pondok pesantren kan banyak yang unik-unik. Ada pesantren yang tanpa speaker, ada pesantren yang tanpa bangunan megah dan lainnya," tuturnya.

"Jadi kenapa tidak, setelah Gedung Sate punya museum dan sukses. Ya, pesantren di Jawa Barat pun harus punya museum. Ini masukan saja," kata Uu melanjutkan.

Content Creator Kisah Tanah Jawa, Om Hao mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar yang mampu merawat dan merestorasi Gedung Sate sesuai dengan kaidah konservasi. Sehingga histori Gedung Sate masih terekam jelas. Ia juga mengatakan, Museum Gedung Sate merupakan laboratorium sejarah.

"Dan tentunya yang membedakan ini menjadi satu bangunan cagar budaya, masih menjalankan fungsinya yang sama seperti zaman lampau," kata Om Hao. "Saat ini juga masih menjalankan pusat dari pemerintahan. Dan tentunya Gedung Sate ini bukan hanya menjadi sebuah maha karya dalam bidang arsitektur teknik sipil, tapi juga secara arkeologi," ujarnya menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement