Sabtu 18 Dec 2021 15:54 WIB

33 Tenda Darurat Dijadikan Ruang Kelas Wilayah Terdampak Erupsi Semeru

Proses pembelajaran pada wilayah terdampak bersifat situasional dan kondisional.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyerahkan bantuan senilai Rp 15 Miliar kepada warga korban Erupsi Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Penyerahan bantuan hasil penghimpunan BAZNAS Se-Indonesia ini dilakukan Ketua BAZNAS Prof. Dr. KH Noor Achmad, MA kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq secara daring
Foto: Dok Baznas
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyerahkan bantuan senilai Rp 15 Miliar kepada warga korban Erupsi Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Penyerahan bantuan hasil penghimpunan BAZNAS Se-Indonesia ini dilakukan Ketua BAZNAS Prof. Dr. KH Noor Achmad, MA kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq secara daring

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awan panas dan guguran erupsi Gunung Semeru melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), pada 4 Desember 2021 lalu. Itu berdampak pada sarana dan prasarana pendidikan di wilayah tersebut. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hingga 14 Desember 2021 tercatat satu sekolah rusak berat, lima rusak ringan, dan 19 terdampak debu. Kemudian 2.558 siswa serta 194 guru mengungsi dan enam orang siswa meninggal dunia.

Untuk memastikan layanan pendidikan di wilayah tersebut tetap berjalan, Kemendikbudristek mengirimkan 33 tenda darurat untuk dijadikan ruang kelas. Tim pendamping dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah serta Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jatim dan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) juga diturunkan.

Baca Juga

"Kita ketahui sejak erupsi Gunung Semeru terjadi, pembelajaran dan layanan pendidikan di satuan pendidikan terganggu. Sejak saat itu, Kemendikbudristek telah melakukan beberapa penanggulangan untuk memastikan layanan pendidikan di satuan pendidikan terdampak erupsi tetap berjalan dengan baik meski di tengah kondisi darurat," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, di Jakarta, Sabtu (18/12).

Suharti mengungkapkan, pemerintah telah mengaktifkan Pos Pendidikan sebagai sarana koordinasi penanganan darurat bidang pendidikan. Pemerintah juga sedang mendirikan tenda-tenda kelas pembelajaran darurat di 14 titik pengungsian yang digunakan bagi pembelajaran kolaboratif peserta didik terdampak untuk semua jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, dan SMP.

"Proses pembelajaran pada wilayah terdampak bersifat situasional dan kondisional sehingga pelaksanaan pembelajaran menggunakan mekanisme pembelajaran darurat dengan model pembelajaran kolaboratif. Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) pada sekolah wilayah terdampak juga tentu bersifat kondisional, boleh dilaksanakan atau susulan," jelas Suharti.

Kemendikbudristek mengimbau semua satuan pendidikan di Kabupaten Lumajang, baik itu jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB wajib menampung dan memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa pengungsi yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dengan sebaik-baiknya.

Selain tenda ruang kelas darurat, Kemendikbudristek juga telah mengirimkan 2.223 paket perlengkapan belajar siswa yang dikoordinasikan LPMP Jawa Timur, termasuk santunan bagi keluarga peserta didik yang meninggal. LPMP Jawa Timur menghimpun bantuan dari seluruh satuan-satuan kerja di Kemendikbudristek.

"Saat ini, sarana pendukung pembelajaran dan dukungan psikososial sangat diperlukan sekali untuk peserta didik yang berada di pengungsian. Dukungan dari semua pihak diperlukan untuk memberikan layanan pendidikan dalam situasi darurat dan pemulihan pasca bencana," ujar Kepala LPMP Jatim, Rizqi.

Pada kesempatan yang sama, Jamjam Muzaki perwakilan dari Sekretariat Nasional SPAB menyampaikan, untuk memperbarui data pengungsi, Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan se-Kabupaten Lumajang terus melakukan pencarian dan mendata peserta didik terdampak yang berada di kantong-kantong pengungsian.

Untuk pembelajaran darurat di wilayah terdampak beberapa materi pelajaran yang perlu diberikan adalah materi terkait keselamatan, keamanan, perlindungan diri, cara-cara penyelamatan dan evakuasi, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan pengungsian kepada peserta didik terdampak bencana.

"Kemendikbudristek mengimbau guru bimbingan konseling dan/atau guru lainnya agar segera dapat memberikan dukungan psikososial bagi peserta didik di lokasi terdampak erupsi Semeru," kata Jamjam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement