Senin 20 Dec 2021 23:35 WIB

Indonesia Kenalkan UU Cipta Kerja di Shanghai

Tujuan forum ini adalah untuk memperkenalkan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja (UUCK).

Wamenlu RI, Mahendra Siregar, (kanan atas) dan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (kiri atas)
Foto: Dokumentasi KJRI Shanghai
Wamenlu RI, Mahendra Siregar, (kanan atas) dan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (kiri atas)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Forum Bisnis bertemakan “Comprehension of Omnibus Law: A New Guide to Easier Business Process in Indonesia”, digelar di Shanghai, China, Senin (20/12). Forum ini menarik minat sekitar 300 investor China. 

Tujuan forum ini adalah untuk memperkenalkan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja (UUCK) sebagai peraturan investasi terbaru di Indonesia beserta manfaat bagi investor asing. Forum ini digelar oleh KBRI Beijing dan KJRI Shanghai, didukung Kemenlu RI, cq Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika serta Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM).

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan Presiden INACHAM, James Hartono, membuka acara ini. Sedangkan pembicara utama Wamenlu RI, Mahendra Siregar, yang juga merupakan ketua satgas promosi UUCK, chief partner dari TopWe Law Firm, dan presiden Shanghai Decent Investment (Group) Co Ltd, dan CEO Tsingshan Industry.

CEO TopWe Xu Yongdong yang telah menerjemahkan UUCK ke dalam bahasa Mandarin. CEO Tsingshan, Wang Haijun yang berpengalaman 10 tahun berinvestasi di Indonesia. Sedangkan presiden INACHAM, James Hartono yang memahami lika-liku bisnis di Indonesia.

"Momentum penetapan UUCK Pemerintah RI dinilai tepat mengingat manfaatnya yang tidak hanya untuk membuka lebih banyak lapangan kerja namun juga untuk memfasilitasi peningkatan investasi dan produktivitas seiring dengan upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi," kata Djauhari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin.

Sesuai protokol kesehatan di Shanghai, forum bisnis dihadiri terbatas secara luring oleh 50 peserta pengusaha China. Mereka berasal dari beragam sektor termasuk kesehatan, ekonomi digital, energi terbarukan, infrastruktur dan industri bernilai tambah. Selain peserta luring, Forum Bisnis juga dihadiri oleh sekitar 250 peserta daring dari Indonesia dan China seperti asal Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Fuzhou, Xiamen, Guangzhou, dan Hong Kong. 

China merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai perdagangan pada periode Januari – Oktober 2021 sudah mencapai USD 86.70 miliar. Dalam periode ini, ekspor Indonesia ke China meningkat sampai dengan 71.98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sektor investasi, hingga triwulan III 2021, realisasi investasi China di Indonesia mencapai 2.3 miliar dolar AS dan telah mampu menyerap banyak lapangan kerja domestik.

Acara promosi bisnis berikutnya akan dilakukan pada Kamis 23 Desember 2021, dengan KJRI Guangzhou sebagai tuan rumah Forum Bisnis yang membahas Local Currency Setlement. Forum ini juga didukung sepenuhnya oleh Kemlu RI, KBRI Beijing, Bank Indonesia, INACHAM, dan UOB.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement