Beragam instrumen investasi memantik minat investor dari kalangan selebriti untuk mengembangbiakkan asetnya. Zaskia Adya Mecca, misalnya, melipatgandakan aset di emas, properti, dan saham. Sumber dana Zaskia untuk berinvestasi berasal dari pendapatan yang diperolehnya di bisnis busana muslim, kosmetik, restoran, dan duta produk. Pesohor yang membintangi film Ayat-Ayat Cinta ini mendirikan lima perusahaan, yaitu Meccanism, Elsa Meccanism, ZAM Cosmetics, ZM Zaskia Mecca, dan café Mamah Ke Jogja.
Zaskia mengisahkan langkah perdananya merintis bisnis busana muslim dimulai sejak 2009. Zaskia pada 14 September 2009 menikah dengan Hanung Bramantyo yang berprofesi sutradara film. Modal awal berwirausaha senilai Rp 7,5 juta. Dia bersama kakaknya merintis Meccanism yang memproduksi busana muslim.
Di fase awal, yakni 1-2 tahun sejak Meccanism beroperasi, Zaskia dan kakanya itu bahu-membahu mengembangkan skala bisnis. Seringkali, Zaskia blusukan ke pasar mancari toko kain dan penjahit. Seringkali, Zaskia turun tangan mengemas busana muslim yang dibeli konsumen. Selanjutanya, dia mengirim paket ini ke perusahaan ekspedisi. Zaskia melakoninya tanpa berkeluh kesah. Begitupula tatkala merespons keluhan konsumen. Kualitas produk dan pelayanan konsumen ditingkatkan. Pelan tapi pasti, bisnis Zaskia melejit seiring dengan peningkatan omset.
Omsetnya pun kian melonjak. Setahun setelah Meccanism berdiri, Zaskia menyewa toko di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Dia menggelontorkan dana sebesar Rp 90 juta untuk menyewa toko di Kemang. Demi meningkatkan kualitas produk dan branding, Zaskia rajin mengikuti seminar bisnis, berkonsultasi dengan para pengusaha senior dan wirausahawan muda, Pelan tapi pasti, bisnis Zaskia memantik minat salah satu pusat perbelanjaan untuk berkolaborasi. Mereka memesan busana muslim Meccanism yang cukup banyak
Zaskia mengepakkan sayap bisnisnya lantaran merambah bisnis kosmetika dan restoran. Penghasilannya kian meningkat. Ini juga ditambah dari pendapatannya sebagai duta jasa dan produk. Zaskia adalah influencer atau selebgram yang kerapkali mengunggah jasa atau produk di akun Instagram-nya @zaskiadyamecca.
Aktris dan pengusaha kelahiran 8 September 1987 ini mengembangkan skala bisnis Meccanism sebagai merupakan bagian dari proses perjalanannya dalam meningkatkan aset pribadi senilai Rp 1 miliar. Zaskia mengelola keuangannya dengan memutarkan penghasilan untuk berinvestasi kendati penghasilannya kian melimpah.
“Aku bisa berinvestasi, mulai investasi ke emas dan mulai Rp 100-an ribu untuk mencicil pembelian emas. Kemudian, saya membeli beli tanah dan properti,” tutur Zaskia saat membagi pengalamannya pada seminar virtual Women's Economic Empowerment di sesi Bisnis dan Investasi Syariah Masa Kini yang digelar Ternak Uang di Jakarta seperti ditulis SWAonline pada Jumat (24/12/2021).
Di masa pandemi ini, Zaskia dan suami mengawali debut perdana sebagai investor saham saham. Zaskia berinvestasi saham syariah yang tercatat di Daftar Efek Syariah yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia.”Sejak pandemi kegiatan ‘kan mulai banyak yang online dan beli saham, awalnya ditawari saham oleh satu perusahaan film yang bekerjasama dengan saya dan Mas Hanung, beberapa pertemuan dibahas mengenai saham dan investasi. Akhirnya, saya dan Mas Hanung membeli saham. Kita sempat kaget karena investasi saham menguntungkan sekali dari saham, ini alasan saya membeli saham dan tidak serumit yang dibayangkan,” tutur Zaskia.
Belajar Investasi
Ibu dari lima anak ini mulai menyisihkan penghasilannya ke saham di masa pandemi Covid-19 ini. Saham ini menambah diversifikasi aset di portofolio investasinya. “Akhirnya saya mulai mempelajari saham sedikit demi sedikit, investasi di masa kini itu semudah belanja online,” ujar Zaskia. Ia membuka rekening efek di PT Indo Premier Sekuritas dan mengunduh aplikasi Ipot. Ibu dari lima anak ini mengalokasikan dana pribadi untuk saham di Indo Premier Sekuritas lantaran perusaha sekuritas ini menyediakan SOTS (Syariah Online Trading System) yang pertama di dunia.
Kegemaran Zaskia berinvestasi saham ini diikuti oleh adiknya yang mempelajari dan membuka rekening efek untuk berinvestasi saham syariah. Tujuan berinvestasi, lanjut Zaskia, adalah menyiapkan dana pensiun, pendidikan anak, kesehatan, kebutuhan domestik, dan dana darurat. Zaskia, yang berusia 34 tahun, merupakan salah satu investor saham dari kalangan generasi milenial yang menjamur di masa pandemi.
Data yang disodorkan PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan jumlah investor pasar modal pada 17 Desember 2021 sebanyak 7,3 juta SID (Single Investor Identification/SID atau nomor identitas tunggal). Raihan ini lebih tinggi sebesar 89,58% dari 3.880.753 SID pada akhir Desember 2020. Jumlah total investor pasar modal di penghujung Desember 2021 itu terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lainnya. “Nah, yang menarik jumlah investor ritel dari generasi Z dan milenial mendominasi jumlah investor pasar modal di Desember ini," tutur Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo pada media gathering HUT ke-24 KSEI di Jakarta, Kamis (23/12/2021)
Komposisi total investor gen Z (berusia 30 tahun) dan milenial (31-40 tahun) itu mencapai 81,36% dari jumlah investor pasar modal Indonesia.Adapun, jumlah investor saham atau disebut C-Best per 17 Desember tahun ini sebanyak 3.410.722 SID, melonjak sebesar 101,19% dari 1.695.268 SID di 31 Desember tahun lalu. Uriep mengapresiasi pertumbuhan investor saham dan tren investor muda yang membuka rekening efek di selling agent financial technology (fintech). Ini mengindikasikan platform digital digemari oleh investor memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal. di masa pandemi ini. "Jumlah investor ritel di pasar saham mencapai 99,58% dari jumlah investor saham yang 3,4 juta itu. Investor institusi porsinya 0,52%,” ujar Uriep.
Tren investor muda, seperti Zaskia, yang berinvestasi di pasar modal di masa pandemi itu direspons oleh Raymond Chin dan Timothy Ronald, melalui PT Ternak Uang Nusantara (Ternak Uang), menyodorkan platform edukasi finansial berbasis web yang dirilis pada 7 Agustus 2020. Jumlah pengguna Ternak Uang, sejak dirilis hingga 7 Agustus tahun ini, mencapai 351 ribu. Sejak awal berdiri, Ternak Uang konsisten mencatatkan rata-rata pertumbuhan pengguna sebanyak 30% setiap bulannya.
Kemudian, Ternak Uang menyediakan aplikasi yang tersedia sejak Februari 2021 lalu. Aplikasi Ternak Uang bisa diunduh di PlayStore dan AppStore. Aplikasi ini menyuguhkan beragam fitur untuk belajar investasi dan mengelola keuangan pribadi (personal finance). Seiring perjalanan waktu, Raymond dan Timothy mengajak Felicia Putri Tjiasaka untuk bergabung mengembangkan Ternak Uang. Felicia adalah praktisi keuangan dan investasi yang telah mengantongi sertifikat CFA level 3 pada tahun 2019. “Ternak Uang hadir untuk memberikan edukasi dan pembekalan yang tepat kepada investor muda," ujar Raymond, Co-Founder dan CEO Ternak Uang , dalam keterangan tertulisnya pada 19 Agustus 2021.
Timothy, Co-Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) Ternak Uang, menyebutkan pihaknya memanfaatkan platform video pendek di Tik Tok sebagai sebagai sarana edukasi dengan tema investasi. Ternak Uang yang menyasar segmen generasi muda dirancang untuk wahana edukasi untuk mempelajari tentang finansial dan investasi. Demografi dan sebaran pengguna Ternak Uang di seluruh Indonesia berasal dari kalangan usia 24 tahun ke bawah. Bahkan ada pengguna yang berusia 14 tahun. Lalu ada beberapa pengguna dari kelompok umur 25-35 tahun.
Guna memenuhi literasi dan edukasi belajar investasi, Ternak Uang menyediakan beragam modul dan insight dengan bahasa dan cara penyampaian yang mudah dimengerti. Ada pula recording class dan tutoring yang memungkinkan pengguna untuk belajar langsung dari para praktisi keuangan terpercaya.
Fitur lainnya adalah Ternak Uang Academy yang menyajikan modul materi dan recorded class yang diperbarui setiap minggu. Topik-topik yang dibahas cukup beragam, semisal cara membaca laporan keuangan, saham, atau analisa keuangan. Sebanyak 300 video mengenai hal tersebut mudah diakses pengguna. Selanjutnya, ada fitur Kelas Interaktif yang membahas beragam tema bersama bersama para ahli di bidang keuangan, asuransi, saham, sekuritas, crypto, banking, saham, dan lainnya. Berikutnya, fitur Watchlist Saham Pilihan yang menyuguhkan analisa mendalam tentang profil, potensi, analisis fundamental, dan valuasi dari emiten saham pilihan, serta kurasi berita-berita pilihan di fitur Insight.
Lalu ada pula fitur Ternak Uang Hotline sebagai fitur konsultasi berbasis chat antara pengguna dan analis riset Ternak Uang untuk membahas seputar keuangan, investasi, dan asuransi. Untuk memuaskan dahaga investor berjiwa muda di aset kripto, Ternak Uang juga menyediakan modul Crypto 101 di fitur Ternak Uang Academy. Modul ini disajikan berahasa Indonesia yang dilengkapi dengan grafik dan chart interaktif agar mudah dimengerti. Selain itu, ada pula seri laporan Cryptocurrency sebagai rangkaian laporan yang disajikan setiap pekan yang mengulas berbagai mata uang digital kripto.
Felicia Tjiasaka, Chief Product Officer Ternak Uang, mengatakan pihaknya mencermati tingginya minat dan ketertarikan anak muda Indonesia terhadap cryptocurrency.”Kami membantu menyiapkan pemahaman mengenai cryptocurrency sebagai salah satu instrumen investasi dengan risiko dan volatilitas yang tinggi sehingga mereka mampu membaca peluang secara cermat dan meminimalisir risiko yang mungkin dapat terjadi. Informasi yang digunakan pun diperoleh melalui kerjasama dengan para ahli di bidang keuangan yang sudah memiliki sertifikasi,” ungkap Felicia menjabarkan.
Adapun, pengalaman Zaskia berinvestasi saham syariah itu merupakan bagian dari literasi dan edukasi serta fitur yang disediakan Ternak Uang untuk menggugah generasi muda bisa berinvestasi. Demi memenuhi hal ini, perusahaan rintisan ini menggelar rangkaian kelas investasi bersama praktisi pasar modal. Ternak Uang Masterclass, misalnya, digelar selama sebulan penuh pada September hingga Oktober tahun ini dengan mentor-mentor yang merupakan praktisi pasar modal berpengalaman dan bersertifikasi.
Pelatihan yang dibuka untuk masyarakat umum ini akan mengajarkan materi-materi seputar investasi mulai dari level pemula hingga level menengah. Seluruh materi yang diajarkan di Ternak Uang Masterclass diadaptasi dari silabus pelatihan untuk sertifikasi profesi pasar modal, yaitu Wakil Manajer Investasi (WMI) dan sertifikasi profesional asal Amerika Serikat, Chartered Financial Analyst (CFA) level 1. “Meningkatnya ketertarikan masyarakat untuk terjun dalam pasar modal perludibarengi dengan kesiapan pengetahuan yang dibutuhkan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan yang berkualitas, terpercaya, dan terbuka untuk semua orang. Alasan inilah yang mendasari kami untuk mengadakan Ternak Uang Masterclass yang bisa diikuti oleh semua orang dengan latar belakang apapun dengan harga yang juga lebih terjangkau,” Timothy menjelaskan.
Salah satu mentor, Kartika Sutandi, CFA, mengapresiasi Ternak Uang yangberinisiatif menghadirkan Ternak Uang Masterclass. Selain mendapatkan akses untuk mengikuti kelas investasi selama sebulan penuh, para peserta Ternak Uang Masterclass berhak mendapatkan akses keanggotaan aplikasi Ternak Uang selama 1 tahun. Ratusan modul dan kelas rekaman terkait edukasi seputar keuangan dan investasi, serta berita terkini dan analisa mendalam mengenai emiten saham yang dibuat oleh research analyst disediakan Ternak Uang.
Demi memacu literasi dan investasi di kalangan anak-anak muda, Ternak Uang menggelar Trading Competition sebagai kompetisi untuk menguji kemampuan analisis teknikal peserta dalam bertransaksi di pasar modal. Para peserta diharapkan untuk memaksimalkan keuntungan dari modal pribadi yang digunakan untuk trading dalam jangka waktu dua bulan. Setelah 2 bulan, peserta yang meraih posisi Top 5 akan diundang untuk melakukan presentasi di hadapan juri untuk memaparkan strategi trading yang dilakukan. Trading competition ini diadakan seiring dengan meningkatnya tren berinvestasi di kalangan generasi muda. "Trading Competition ini akanmengasah kemampuan dan daya analisis peserta dalam menjalankan trading. Selain itu, program ini diharapkan mampu membuka kesempatan baru bagi para peserta pemula untuk menambah keuntungan monetary dan karier," ujar Timothy. Kompetisi jual-beli saham ini berhadiah total Rp 1,1 miliar.
Setelah mendaftar dan mengikuti pelatihan yang disediakan, seluruh peserta berkesempatan untuk mengikuti trading competition yang dimulai pada 6 Desember 2021 hingga 4 Februari 2022. Penilaian pemenang akan ditentukan berdasarkan percentage return yang diterima peserta, bukan dari trading volume ataupun transaction value. Melalui skema seperti ini, Ternak Uang ingin memberikan peluang yang sama kepada siapapun untuk menang, terlepas dari nominal portofolio yang dimiliki. “Sejak awal, Ternak Uang dibangun untuk memberikan akses yang sama kepada semua orang untuk dapat belajar dan mendapatkan informasi terkait literasi keuangan. Dengan semangat yang sama, trading competition ini pun diadakan untuk memberikan peluang dan kesempatan yang sama agar semua orang bisa menang, terlepas dari jumlah aset yang dimiliki.” sebut Timothy menjelaskan. Nah, siapa jawaranya?