REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bertemu Thailand pada final Piala AFF 2020 di Singapura. Partai puncak turnamen sepak bola antar negara-negara Asia Tenggara ini berlangsung dalam dua leg.
Leg pertama digelar di National Stadium, Rabu (29/12) malam WIB. Tiga hari berselang, leg kedua dimainkan di arena yang sama. Mantan penyerang Garuda, Kurniawan Dwi Yulianto bereaksi.
Ia berharap para juniornya mempertahankan sisi positif yang selama ini ditunjukkan. Sebuah tim dengan semangat juang tinggi, penuh determinasi, dan cukup produktif saat menyerang.
Namun tetap saja ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Sebab, jika dibiarkan, bakal menjadi bumerang.
"Para pemain tidak boleh teledor, karena tim yang kita hadapi cukup matang. Jangan sampai melakukan pelanggaran dekat penalti box, karena set piece terkadang bisa menjadi penentu sebuah tim memenangkan pertandingan," kata Kurniawan saat dihubungi republika.co.id, Senin (27/12).
Ia mencontohkan, saat melawan Singapura pada leg kedua semifinal, gawang Nadeo Argawinata dua kali kebobolan lewat bola mati. "Jadi para pemain harus sabar, tapi tidak mengurangi agresivitas mereka," ujar Kurniawan, menambahkan.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, beberapa bulan lalu. Dalam laga yang berlangsung di Al-Maktoum Stadium, Uni Emirat Arab, skor berkesudahan imbang 2-2. Menurut Kurniwan, laga kali ini, bakal berbeda.
Motivasi pemain Indonesia sangat tinggi jelang partai di depan mata. Terutama setelah sekian lama, Witan Sulaeman dan rekan-rekan menjalani pelatihan dengan penuh intensitas ala Sin Tae-Yong.
"Tapi kita tidak bisa terlena juga, karena Thailand mempunyai pemain syarat pengalaman seperti Teerasil Dangda, Chanathip Songkrasin, Theerathon Bunmathan yang bisa memberikan dampak positif untuk timnya," tutur Kurniawan.
Sebelumnya, Indonesia dan Thailand sudah bertemu di tiga final turnamen Piala AFF. Tepatnya pada tahun 2000, 2002, dan 2016. Semuanya berakhir dengan kemenangan tim Gajah Perang.