Selasa 28 Dec 2021 05:25 WIB

Kanker tak Menghentikan Pengabdian Susanti

Susanti ikut berkontribusi dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19

Red: Gita Amanda
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah, Susanti, tetap mengabdi meski didera penyakit kanker stadium lanjut. (ilustrasi).
Foto: Needpix
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah, Susanti, tetap mengabdi meski didera penyakit kanker stadium lanjut. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Semangat untuk bangkit Susanti sungguh luar biasa. Setelah didera penyakit kanker, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah, ini tak lantas patah semangat untuk tetap mengabdi.

Susanti bahkan bisa melanjutkan kiprahnya dalam bidang sains dan teknologi. Ia ikut berkontribusi dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, juga membesut startup di bidang farmasi bernama Pathgen. "Kalau bisa bermanfaat untuk masyarakat, kenapa tidak? Saya tidak mampu berjihad lewat dakwah, tapi mudah-mudahan saya bisa berjihad lewat ilmu pengetahuan," kata Susanti kepada Republika beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Kanker stadium tiga didiagnosa ketika Susanti hendak kembali menempuh studi S-3 di Australia pada Januari 2014. Ia sempat mempertanyakan kepada Allah SWT mengapa dirinya yang diberikan ujian tersebut. Setelah melakukan perenungan mendalam, dia menyadari setiap hal yang menimpa makhluk pasti ada maksud tertentu dari Sang Khalik. Dia pun meyakini kontribusinya di dunia penelitian dapat memberikan manfaat seluas-luasnya. Dua tahun lamanya Susanti menjalani perawatan kanker.

Saat menempuh studi patologi molekuler dan genetika di University of Nottingham, Inggris, dia ikut upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Saat kasus pertama Covid terkonfirmasi di Tanah Air, dia menawarkan diri ikut mengambil peran. Namanya kemudian dimasukkan sebagai anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.

Bersama tim peneliti Nottingham-Indonesia Collaboration for Clinical Research and Training (NICCRAT), mereka membantu pelatihan menjalankan tes PCR dan tes sequencing. Ia juga dikenal sebagai orang yang membesut startup bernama Pathgen Diagnostik Teknologi.

Dia mengembangkan produk tes genetik untuk pasien kanker usus yang berbiaya terjangkau. Dia berharap tes tersebut dapat digunakan secara luas di Indonesia ataupun negara berkembang lainnya. Yakni, dalam membantu menguatkan deteksi dini dan pencegahan kanker usus di Indonesia.

Sementara itu menyikapi angka prevalensi kanker yang terus meningkat, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendy meminta masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat. Peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat diperlukan untuk mencegah kanker. "Pola hidup sehat salah satu kunci utama menghindari kanker," ujar dia.

Menurut mantan mendikbud ini, hal terpenting lainnya yang bisa dilakukan adalah menjaga pikiran agar tidak stres dan mampu terus berpikir positif. Ia pun mengajak masyarakat untuk berempati dengan memberikan dukungan kepada para pasien dan keluarga pasien, serta penyintas kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement