Selasa 28 Dec 2021 09:33 WIB

Menag Ajak Dai Bumikan Gerakan Moderasi Beragama

Para dai diajak menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Ahad (26/12).
Foto: istimewa
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Ahad (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Ahad (26/12).

Menurut Menag, moderasi beragama yang digulirkan Kementerian Agama adalah salah satu upaya untuk merawat karakter keberagamaan yang moderat, toleran, dan saling menghormati. "Mari kita jadikan dakwah sebagai spirit menjaga dan merawat harmoni Indonesia. Kita buktikan bahwa Indonesia adalah kiblat Islam yang meneduhkan dan visioner," ujar Menag.

Baca Juga

Menag juga mengajak para dai untuk menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama yang mampu menjadi kiblat perdamaian di dunia. "Semua ini diperlukan sinergitas dan keterlibatan para dai dalam menjabarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin," imbuhnya.

Lebih lanjut Menag meyakini  para ulama di Indonesia mengamalkan Islam yang ramah dan teduh, namun sering memposisikan diri sebagai kelompok silent majority.  "Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah (jalan tengah)," katanya.

Tampak hadir dalam temu dai media ini, Menteri Agama periode 2014 -2019 Lukman Hakim Saifudin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, Tenaga Ahli Menteri Agama, juga akademisi dan praktisi media.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement