Selasa 18 Jan 2022 05:55 WIB

Mualaf Syavina, Ajakan Murtad Saat Berislam dan Ekonomi Jatuh  

Mualaf Shavina menolak ajak murtad dan memilih Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Shavina. Mualaf Shavina  menolak ajak murtad dan memilih Islam
Foto:

Hingga pernah Vina menyalahkan Allah. Sebab, Tuhan telah mengambil satu-satunya orang yang terdekat dengannya. Namun, per lahan-lahan dirinya menyadari kesalahan itu. Sangat tidak pantas untuk berprasangka buruk kepada-Nya. 

Ia berupaya membangun keyakinan dalam diri.Allah adalah satu-satunya tempat ber gantung. Apalagi, semasa hidup ibunya selalu mengajarkannya untuk dekat kepada Tuhan.

Maka, Vina tetap berusaha mendalami Islam. Pada suatu hari, ia membuka Alquran sembari berdoa. Tangisnya pecah saat menjumpai surah an-Nisa ayat 32. Artinya, “Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” 

Selalu bersyukur

Vina terus berupaya konsisten mengamalkan Islam.Pertama-tama, ia mulai dengan menutup aurat. Hijab menjadi pakaiannya sehari-hari, terutama saat keluar rumah. 

Benar saja, ketika menjalani ajaran Islam dengan benar tentu hati akan tenang. Ia pun merasakan kedamaian batin dengan selalu berusaha ingat kepada- Nya. 

Baca juga : Biksu India Dipenjara Setelah Serukan 'Genosida' Muslim

Ujian kembali datang. Suatu ketika, ada seorang pria yang datang membawa bingkisan kepadanya. Ternyata, lelaki itu menawarkan diri untuk menikahinya, asalkan Vina bersedia keluar dari Islam. Padahal, waktu itu perempuan tersebut sudah konsisten berhijab. Tidak habis pikir, mengapa sampai ada tawaran seperti itu. 

Vina tetap istiqamah. Ia menolak tegas lamaran pria tersebut. Meski keadaan ekonominya masih belum stabil, ia lebih mementingkan iman dan Islam. 

Selanjutnya, Vina mencari tempat untuk mendalami ilmu-ilmu agama. Syukurlah, ia akhirnya menemukan sebuah majelis ilmu untuk kaum Muslimah. Melalui kajian-kajian yang ada, dirinya menyerap ilmu tentang keislaman. 

Akhirnya, Vina bertemu dengan seorang Muslim yang kemudian menjadi suaminya. Pernikahannya itu berjalan dengan baik. Perlahan-lahan, kondisi ekonomi nya kian membaik. Pasangan suami-istri itu membuka usaha sendiri, yakni sebuah kedai kopi. Tak lupa dengan ujiannya terdahulu, Vina bertekad menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bersedekah.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement