REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden China Xi Jinping menyerukan kerja sama dunia yang lebih besar melawan Covid-19 pada Senin (18/1/2022). Dia mendesak kekuatan lain untuk membuang mentalitas Perang Dingin di saat meningkatnya ketegangan geopolitik.
"Kita perlu membuang mentalitas Perang Dingin dan mencari koeksistensi damai dan hasil yang saling menguntungkan. Dunia kita saat ini jauh dari kata tenang,” kata Xi.
Pernyataan itu disampaikan dalam pidato pembukaan pertemuan virtual yang diselenggarakan oleh Forum Ekonomi Dunia. Acara daring ini diadakan sebagai pengganti pertemuan tahunan pada Januari di Davos, Swiss, karena masalah kesehatan terkait dengan pandemi virus corona.
"Proteksionisme dan unilateralisme tidak dapat melindungi siapa pun. Mereka pada akhirnya merugikan kepentingan orang lain dan juga kepentingannya sendiri. Lebih buruk lagi adalah praktik hegemoni dan intimidasi, yang bertentangan dengan arus sejara," ujar Xi.
Menurut Xi, pendekatan zero-sum yang memperbesar keuntungan sendiri dengan mengorbankan orang lain tidak akan membantu." Jalan yang benar ke depan bagi kemanusiaan adalah pembangunan damai dan kerja sama yang saling menguntungkan," katanya.
Dalam pidato itu juga, Xi memuji upaya negaranya untuk berbagi vaksin, memerangi perubahan iklim, dan mempromosikan pembangunan di dalam dan luar negeri. Sosok yang belum meninggalkan Cina sejak virus korona muncul pada awal 2020 ini mengatakan negaranya telah mengekspor lebih dari dua miliar dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 120 negara dan lembaga internasional. Dia mengumumkan rencana untuk memberikan tambahan 1 miliar, termasuk sumbangan 600 juta dosis ke Afrika dan tambahan 150 juta ke Asia Tenggara.
Pertemuan tahunan Davos biasanya berlangsung secara langsung di Alpen, Swiss timur. Acara ini menarik ratusan pemimpin bisnis, elit budaya, akademisi, dan pemimpin pemerintah. Para pemimpin negara-negara seperti Jerman, Kolombia dan Jepang akan berpidato di pertemuan yang berlangsung hingga Jumat (21/1/2022).