REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Luar Negeri Iran Amir Abdollahian mengatakan, negaranya menyambut baik pembukaan kembali kedutaan besar Arab Saudi dan Iran di negara masing-masing. Ia menilai, hal itu membuka jalan bagi kedua negara untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Saat berbicara di acara National Conference on Iran and Neighbouring Countries di Teheran, Senin (24/1/2022), Abdollahian mengatakan, pemerintahan Iran saat ini ingin memprioritaskan kerja sama dan interaksi dengan negara tetangganya. Iran pun ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan mereka untuk mencapai tujuan ini.
“Tetangga memiliki hak hukum dan internasional, termasuk bertetangga yang baik, tidak mencampuri urusan dalam negeri, tidak melakukan agresi terhadap integritas teritorial, dan menghormati kemerdekaan serta kedaulatan negara,” ujar Abdollahian, dikutip laman Middle East Monitor.
Iran dan Saudi memutuskan hubungan diplomatik pada 2016. Hal itu terjadi setelah kedutaan besar Saudi di Teheran dan kantor konsulat mereka di Mashhad diserang massa. Penggerudukan itu merupakan respons atas keputusan Saudi mengeksekusi seorang pemimpin agama Syiah terkemuka.
Namun sejak April 2021, Iran dan Saudi mulai melakukan pembicaraan rekonsiliasi. Diskusi telah berlangsung sebanyak empat putaran. Pertengahan bulan ini, Amirabdollahian mengungkapkan, pembicaraan putaran kelima sedang dipersiapkan. “Saya yakin pihak Saudi juga tertarik dalam pembicaraan tentang beberapa masalah regional. Tapi negosiasi kami, untuk saat ini, difokuskan pada masalah bilateral dan kapan mengembalikan ke keadaan normal,” ujar Amirabdollahian saat diwawancara Aljazirah.
Akhir tahun lalu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan, ia prihatin atas kurangnya kerja sama Iran dengan masyarakat internasional dalam menangani persoalan program nuklir serta rudal balistiknya. Dia berharap Iran dapat mengubah perilaku negatifnya di Timur Tengah, kemudian memilih dialog serta kooperasi.
"Kami mengikuti dengan keprihatinan kurangnya kerjasama dengan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya dan pengembangan rudal balistiknya," kata Raja Salman dalam sebuah pidato yang diterbitkan Saudi Press Agency pada 29 Desember tahun lalu.
Dia pun menyoroti kebijakan Iran yang mengganggu stabilitas dan keamanan kawasan. “Termasuk membangun serta mendukung milisi bersenjata sektarian dan menyebarkan kekuatan militernya di negara lain,” ujar Raja Salman.