Kamis 27 Jan 2022 17:21 WIB

Lima Prajurit Tewas Ditembak di Pabrik Militer Ukraina

Tentara Pengawal Nasional Ukraina menembaki penjaga keamanan sebuah pabrik militer

Rep: Fergi Nadirab/ Red: Esthi Maharani
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, unit militer sukarelawan Angkatan Bersenjata, berlatih di taman kota di Kyiv, Ukraina, 22 Januari 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, unit militer sukarelawan Angkatan Bersenjata, berlatih di taman kota di Kyiv, Ukraina, 22 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Seorang tentara Pengawal Nasional Ukraina menembaki penjaga keamanan sebuah pabrik militer di Ukraina tengah, Kamis (27/1/2022) dini hari waktu setempat. Akibatnya lima prajurit tewas dan lima penjaga lainnya mengalami luka.

Hingga berita ini dimuat Aljazirah, alasan penembakan tersebut belum diketahui dan tentara itu masih buron. Tentara tersebut dilaporkan melarikan diri seusai memberondong tembakannya.

Baca Juga

"Insiden itu terjadi di Dnipro, sebuah pabrik rudal Pivdenmash (Yuzhny Machine-Building Plant Yuzhmash) ketika senjata sedang dikeluarkan untuk penjaga pada awal shift," demikian pernyataan polisi.

Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan, penyerang melepaskan tembakan dengan senapan serbu Kalashnikov pada pukul 3.40 dan setelah itu melarikan diri dari tempat kejadian. "Akibatnya, lima orang tewas dan lima lainnya terluka," begitu pernyataan kementerian dikutip laman Aljazirah, Kamis.

Polisi sedang mencari tentara yang melarikan diri. Menurut polisi, dia memiliki 200 selongsong amunisi. "Motif kejahatan itu belum diketahui," katanya.

Seorang komandan Garda Nasional, Nikolai Balan, telah dikirim ke tempat kejadian. Yuzhmash adalah pabrik kedirgantaraan yang memproduksi dan menguji bahan yang berkaitan dengan pertahanan, aeronautika, dan pertanian.

"Pertama-tama, penyelidikan akan menghadapi pertanyaan–apa motif melakukan kejahatan yang begitu mengerikan? Apakah prajurit itu menghadapi tekanan psikologis dalam tim akan dipelajari," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko di laman Facebook.

Dia mengatakan, para penyelidik akan menyelidiki bagaimana tentara bisa meloloskan komisi medis yang memungkinkan dia mengakses senjata. "Bagaimanapun, dia akan menderita hukuman paling berat atas pembunuhan massal itu. Sekarang yang paling penting adalah menemukan dan menahan tentara itu sesegera mungkin sebelum dia punya waktu untuk melakukan kejahatan baru," kata Gerashchenko.

Serangan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi militer Ukraina. Militer Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan negara itu dengan Ukraina dan anggota NATO menuduh Rusia merencanakan invasi ke negara itu.

Sementara, Moskow membantah tuduhan itu dan mencari jaminan keamanan bahwa NATO akan menghentikan ekspansi ke timur ke bekas Republik Soviet. AS dan NATO telah mengadakan serangkaian pembicaraan dengan para pejabat Rusia selama beberapa minggu terakhir, tetapi negosiasi sejauh ini gagal untuk mengakhiri krisis. Putaran negosiasi lainnya akan berlangsung di Berlin, Jerman, dalam dua minggu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement