Sabtu 29 Jan 2022 01:45 WIB

Jokowi: Zona Nyaman ASN Merupakan Warisan Budaya Feodal

Presiden meminta ASN keluar dari zona nyaman menjadi modern dan profesional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka pertemuan pendahuluan B20 atau B20 Inception Meeting yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi antara lain mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang juga merupakan salah satu fokus utama Presidensi G20 Indonesia.
Foto: ANTARA/Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka pertemuan pendahuluan B20 atau B20 Inception Meeting yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi antara lain mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang juga merupakan salah satu fokus utama Presidensi G20 Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, harapan masyarakat terhadap Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) saat ini semakin tinggi. Menurut dia, masyarakat membutuhkan program yang inovatif serta solusi kreatif dan cepat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.

Karena itu, Jokowi meminta agar Korpri mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk memiliki orientasi yang sama, yakni memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Korpri harus mampu mengajak dan mendorong seluruh ASN, memiliki orientasi yang sama, yaitu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Harus memiliki jiwa melayani masyarakat, bukan justru minta dilayani oleh masyarakat," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Munas ke-9 Korpri, Jumat (28/1/2022).

Baca Juga

Presiden menekankan pentingnya ASN untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Menurut dia, selama ini ASN sudah berada di zona nyaman yang merupakan warisan budaya birokrasi feodal. Kondisi inipun dinilainya menjadikan ASN kurang produktif.

"Budaya ini harus berubah total. ASN Indonesia harus keluar dari zona nyaman menjadi modern dan profesional," tambah dia.

Selain itu, Presiden juga meminta agar ASN mampu memanfaatkan secara maksimal dan akuntabel seluruh sumber daya dan kewenangan yang diberikan negara untuk kepentingan masyarakat. Ia menegaskan, kehadiran birokrasi harus memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

"Itu yang penting, memberikan solusi pada persoalan-persoalan masyarakat, sehingga melindungi, mengayomi, dan memenuhi hak-hak masyarakat sesuai dengan amanah konstitusi," ujar Jokowi.

Jokowi berharap, di era disrupsi ini seluruh anggota Korpri mampu beradaptasi dengan perubahan, meningkatkan kompetensi diri, dan bersikap terbuka dengan menghilangkan semua ego. "Baik ego sektoral, ego daerah, hingga ego ilmu karena banyak masalah yang tidak bisa diselesaikan satu dinas, oleh satu daerah, oleh satu kementerian, oleh suatu lembaga tertentu, bahkan satu disiplin ilmu," kata dia.

Ia mengatakan, kolaborasi lintas organisasi, lintas daerah, lintas ilmu, dan lintas profesi merupakan kunci menghadapi tantangan masa depan. Melalui kemajuan teknologi, diharapkan tak ada lagi layanan yang rumit dan lama.

Karena itu, Jokowi meminta ASN agar tak terpaku pada cara-cara lama. "Segera terapkan cara-cara baru. Manfaatkan teknologi, terapkan e-government. Teknologi telah memungkinkan pelayanan dilakukan lebih cepat dan lebih akurat," jelas dia.

Lebih lanjut, Presiden juga meminta Korpri agar terus menjadi simpul penting persatuan dan kesatuan bangsa. Ia mengatakan, Korpri harus menjadi kekuatan yang mampu mempersatukan bangsa dan membangun masyarakat yang harmonis.

"Saya tegaskan lagi perubahan yang paling penting adalah perubahan nilai, perubahan budaya, bukan sesuatu yang mengawang-awang dan di atas kertas, tapi mampu ditransformasikan dalam etis kerja birokrasi kita sehingga perubahan menjadi nyata, perubahan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement