REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI-- Lembaga Infak Nasional, Rumah Infaq melaunching 10 cabang Rumah Tahfidz Al Quran University di Masjid Al Kautsar Metland Tambun Jalan Biduri Raya, Kelurahan Cibuntu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/1). Prosesi pengguntingan pita dilakukan oleh Direktur Al Quran University,Ustadz Umar Anzilin.
Ustaz Umar Anzilin mengatakan, peluncuran Rumah Tahfidz Al Quran University ini merupakan bagian dari perluasan program Markaz Hufadz. Di Markaz Hufadz, menurut dia, santri tamatan SLTA mengikuti program tahfidz selama setahun ditambah dengan pengabdian setahun.
Sementara, di Rumah Tahfidz Al Quran University mereka yang tamatan SLTA selain menghafal Alquran juga mengikutikajian tafsir, fikih, dan akidah. “Kedepannya kami sedang merancang program strata satu berbasis hafalan quran yakni penghafal quran satu tahun, kemudian mereka bisa melanjutkan di program S1 selama empat tahun,” ujar dia, Sabtu (29/1).
Dia pun mengajak kepada pemerintah daerah, stakeholder dan masyarakat umum untuk turut mencerdaskan umat Islam dan memberantas buta huruf Alquran. “Dalam program pemberdayaan masyarakat ini, mari bersama-sama untuk mencerdaskan kaum muslimin dan memberantas buta huruf Alquran, kemudian bagaimana upaya kita untuk bisa lebih mendalami lagi pemahaman masyarakat tentang Alquran,” kata dia.
Rumah Tahfidz Al Quran University ini mempunyai program Sekolah Dasar (SD) kelas satu sampai dengan kelas enam. Selain itu, ada pula program untuk orang tua santri yang belum bisa membaca Alquran dengan metode percepatan empat jam sudah mampu membaca Alquran.
Kegiatan launching 10 cabang Rumah Tahfidz Al Qiran University ini juga dihadiri Direktur Rumah Infaq, Tika Ariandini Putri, perwakilan dari Kecamatan Cibitung Bonyi Mardiani, dan penghafal Alquran tuna netra Ustaz Afif Ma’ruf Ishaq Al Hafidz.
Dengan diluncurkannya Rumah Tahfidz Al Quran University ini, Ustaz Afif Ma’ruf berharap kedepannya semakin banyak hamilul quran atau para pembawa Alquran.
“Mereka yang membawa Alquran bukan cuma sekadar hafal tetapi dia juga membawa, menjiwai seperti kata pribahasa alquranu yamsi ala wajhil ardh atau Alquran yang berjalan. Jadi manusia berjalan dengan membawa Alquran," jelas dia.