REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan terkait pandemi Covid-19. Negara itu menyatakan kembali menjalani 'kehidupan normal' seperti sebelum pandemi, dengan mengandalkan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Upaya awal Denmark mencabut semua aturan pembatasan berlangsung antara September dan November 2021. Kini, negara Skandinavia tersebut kembali melakoninya, termasuk tidak lagi mengharuskan pemakaian masker serta aturan pembatasan lainnya.
Per Selasa (1/2), klub malam telah dibuka kembali. Pembatasan jumlah orang yang diizinkan pada pertemuan dalam ruangan juga berakhir. Hanya beberapa aturan yang tetap berlaku di perbatasan negara. Khususnya, bagi pelancong yang belum divaksin dan datang dari negara di luar Kawasan Schengen.
Denmark melakukan pelonggaran aturan justru ketika penambahan jumlah kasus Covid-19 cukup tinggi, yakni sekitar 40 ribu-50 ribu kasus baru setiap hari. Jumlah itu setara dengan satu persen penduduk di negara tersebut.
Ahli epidemiologi Denmark, Lone Simonsen, menyampaikan bahwa tidak ada kekhawatiran dengan pencabutan berbagai aturan pembatasan. Alasannya, cakupan vaksinasi di Denmark dinilainya sudah sangat tinggi.
Lebih dari 60 persen warga Denmark telah menerima vaksin dosis ketiga. Distribusi vaksin pun berlangsung satu bulan lebih cepat dari jadwal. Otoritas kesehatan memperkirakan 80 persen populasi Denmark sudah terlindungi dari kasus Covid-19 yang parah.
"Mengingat omicron tidak menyebabkan penyakit parah bagi orang yang sudah divaksinasi, kami percaya masuk akal untuk mencabut pembatasan," kata Simonsen yang merupakan pakar dari Universitas Roskilde, kepada AFP.
Penyebaran luas varian omicron juga diharapkan mengarah pada kekebalan yang lebih kuat sehingga membantu Denmark menangkis gelombang infeksi di masa depan. Warga Denmark diimbau untuk memiliki tanggung jawab pribadi.
Otoritas Kesehatan Denmark kini merekomendasikan warga yang positif Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri selama empat hari. Sementara, kasus kontak tidak perlu lagi dikarantina.
Masker wajah dan pass Covid-19 tetap direkomendasikan untuk kunjungan rumah sakit. Dengan semua pencabutan itu, Perdana Menteri Mette Frederiksen tidak dapat memberikan jaminan apa pun tetapi berupaya tetap optimistis dan berhati-hati.
Ini adalah kedua kalinya Denmark mencoba kembali ke gaya hidup prapandemi. Pada 10 September 2021, negara itu mencabut semua pembatasannya, sebelum memberlakukan kembali beberapa di antaranya pada awal November.
Tyra Krause dari lembaga penelitian dan kesehatan masyarakat Denmark SSI memperkirakan Covid-19 nantinya akan bisa dihadapi selayaknya penyakit flu.
"Kami mungkin akhirnya harus memvaksinasi kelompok berisiko menjelang musim gugur untuk mencegah kasus yang parah," ungkapnya, dikutip dari laman France24.
Strategi Denmark mendapat dukungan luas di dalam negeri. Dalam jajak pendapat yang diterbitkan Senin (31/1) oleh harian Politiken, 64 persen warga Denmark percaya pada kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19.